Ditambah lagi, selalu menjaga kebersihan kandang agar tetap nyaman, melaksanakan vaksinasi maupun pencegahan penyakit secara rutin serta mencatat semua aktivitas produksi.
“Tak kalah penting, peternak juga perlu membangun jaringan pemasaran lokal dan memulai dari skala kecil, namun dikelola dengan serius dan berkelanjutan,” tegas Dr Heru.
Pemateri lainnya, Ir Nanung Danar Dono SPt MP PhD IPM ASEAN Eng antara lain membahas seputar manajemen pakan dan nutrisi ayam kampung.
“Sebagus apa pun kualitas bibitnya, kalau pakan rutinnya tidak bagus, ayam kampung tidak akan mampu menampilkan potensi genetiknya secara optimal,” ungkap Nanung.
Menurutnya, pakan yang seimbang harus mengandung sumber energi, protein serta vitamin dan mineral yang cukup. Idealnya pula adanya pemanfaatan bahan lokal sebagai alternatif untuk menekan biaya produksi.
Berbagai bahan pakan alternatif yang dapat digunakan, lanjutnya, seperti jagung, gandum, mata ikan (duck weed), dedak padi dan tepung gaplek sebagai sumber energi.
Sebagai sumber protein, dapat digunakan bungkil kedelai, tepung ikan, maggot (larva BSF), serta cacing tanah (lumbricus). Lalu, sumber vitamin dan mineral dapat berasal dari premiks vitamin-mineral, tepung ikan, cangkang hewan laut serta tepung susu afkir. “Contoh formulasi pakan memanfaatkan bahan-bahan lokal seperti jagung kuning, maggot dan mata ikan sebagai kombinasi ekonomis yang tetap bernilai gizi tinggi bagi ayam kampung,” jelasnya. *
