Disertasinya bahas seputar konsep rasa rumangsa, Dosen Psikologi UMBY ini berhasil meraih gelar doktor

photo author
- Senin, 29 September 2025 | 18:35 WIB
Dr. Sheilla Varadhila Peristianto, M.Psi., Psikolog.  (Dok. UMBY )
Dr. Sheilla Varadhila Peristianto, M.Psi., Psikolog. (Dok. UMBY )

HARIAN MERAPI - Dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), Sheilla Varadhila Peristianto, M.Psi., Psikolog. sukses meraih gelar doktor.

Baru-baru ini, ia menyelesaikan studinya di Prodi Doktor Ilmu Psikologi, Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta selama tiga tahun, 10 bulan, 25 hari dengan IPK 3,99 dan berpredikat Cumlaude.

Setelah diwisuda, maka wanita ramah ini resmi bergelar Dr. Sheilla Varadhila Peristianto, M.Psi. Psikolog.

Baca Juga: BGN buka kesempatan bagi kantin sekolah untuk ajukan titik agar dapat kolaborasi dengan SPPG

Adapun disertasinya berjudul, Konsep Rasa Rumangsa dan Kaitannya dengan Beban Subjektif Keluarga yang Merawat Individu dengan Skizofrenia.

Disertasi tersebut membahas mengenai tugas utama keluarga sebagai pendamping yang merawat individu dengan skizofrenia. Termasuk kemampuan mengelola diri berdasar konteks budaya setempat.

Menurut Sheilla, hal tersebut sangat diperlukan keluarga dalam pendampingan. Adapun istilah, rasa rumangsa yaitu memahami diri secara lebih mendalam yang menjadikan individu berperilaku menempatkan diri.

“Selain itu, dapat menjaga hubungan baik, harmonis, damai dan sejahtera secara sosial. Bahkan, rasa rumangsa merupakan nilai budaya Jawa yang membentuk perilaku keluarga untuk mengelola diri menghadapi situasi perawatan,” urai Sheilla.

Baca Juga: Prabowo tegaskan tidak dendam kepada Anies Baswedan meski dikasih skor 11 saat debat Capres

Dalam penelitiannya, ia juga mengintegrasikan rasa rumangsa sebagai konstruk psikologis secara sistematis, yang menggunakan studi empiris berurutan. Yaitu dengan kerangka kerja “mixed method exploratory sequential”.

Hasil penelitian menunjukkan rasa rumangsa berperan terhadap beban subjektif keluarga yang merawat individu dengan skizofrenia, melalui dukungan sosial.

“Rasa rumangsa menjadi cara yang dinilai adaptif untuk meningkatkan pencarian dan persepsi penyediaan dukungan sosial berupa bantuan informasi atau praktis lainnya. Hal ini bisa menurunkan tekanan keluarga selama perawatan,” jelasnya.

Baca Juga: Anggota DPR: Penutupan sementara SPPG bermasalah langkah tepat, tapi bukan solusi akhir

Ditambahkan Sheilla, rasa rumangsa dapat dimanfaatkan dalam asesmen dan intervensi keluarga, serta menjadi dasar dalam menyusun program edukasi dan pendampingan berbasis nilai budaya lokal.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X