HARIAN MERAPI- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) melihat peluang besar pengembangan peternakan sapi perah.
Alasannya, antara lain kebutuhan pangan di Indoneisa semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Adapun salah satu bahan pangan potensial yang kaya nutrisi, yakni susu sapi.
Selain itu dengan majunya sektor peternakan sapi dapat mendukung program nawacita Presiden Prabowo Subianto, yaitu swasembada pangan dan mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Baca Juga: Festival Pacu Jalur di Tepian Narosa, Riau jadi media promosi kebudayaan Tanah Air
Sehingga, suatu langkah bijaksana Pemprov Jawa Tengah melalui dinas terkait, salah satu programnya tahun ini adalah pembuatan Investment Project Ready to Offer (IPRO).
Adapun salah satu tenaga ahli penyusunan IPRO tersebut, yaitu Ir Ajat Sudrajat SPt MPt IPP, Dosen Prodi Peternakan, Fakultas Agroindustri UMBY.
Menuru Ajat, IPRO Pemrov Jawa Tengah tersebut memiliki fokus pada pengembangan sektor peternakan sapi perah, dengan harapan peluang bisnis dan investasi yang cukup menjanjikan.
“Sehingga, sangat diharapkan kebutuhan susu sapi di Indonesia yang tinggi bisa lebih terjamin ketersediaannya. Wajar saja, penyusunan IPRO memerlukan analisis yang komprehensif dari berbagai aspek,” ungkapnya, baru-baru ini.
Baca Juga: Korem 072 Pamungkas Bantu Warga Mendapatkan Pangan Murah
Adapun aspek-aspek yang diperlukan, sebut Ajat, misalnya tenaga ahli dari bidang peternakan, tata ruang, kebijakan pemerintah, lingkungan, ekonomi, perijinan dan lainnya.
Jadi, wajar pula pihak Pemprov Jawa Tengah dalam penyusunan IPRO tersebut menggandeng PT Aghna Partnership dan beberapa tenaga ahli yang dipilih berdasarkan kualifikasi minimal lulusan S2.
Tak kalah penting, mempunyai pengalaman dalam penyusunan IPRO sesuai bidang aspeknya. Proses pemilihan tenaga ahli dilakukan bertahap seperti melalui presentasi dan penyerahan dokumen pendukung.
“Tenaga ahli yang dipilih melalui beberapa tahapan berasal dari latar belakang berbeda-beda, antara lain akademisi, praktisi lapangan, praktisi perusahaan dan lainnya,” jelas Ajat.
Baca Juga: Rekomendasi delapan bahan makanan GI rendah yang bagus untuk diet sehat
Ditambahkan, dalam penyusunan IPRO tersebut ada sejumlah tahapan seperti melakukan studi lapangan dan melakukan Forum Group Discussion (FGD).