Fakultas Ekonomi UWM dan MES DIY Bangun Kemandirian Ekonomi Umat Melalui Santripreneur

photo author
- Minggu, 15 Juni 2025 | 17:00 WIB
Santriwati Pondok Pesantren Tahfidh Nurani Insani di Balecatur, Gamping, Sleman, mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan UWM bersama MES DIY, Sabtu (14/6).  (Foto: Dok. Istimewa)
Santriwati Pondok Pesantren Tahfidh Nurani Insani di Balecatur, Gamping, Sleman, mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan UWM bersama MES DIY, Sabtu (14/6). (Foto: Dok. Istimewa)

HARIAN MERAPI - Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Widya Mataram (UWM) bekerjasama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaksanakan bakti sosial dan pengabdian masyarakat di Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidh Nurani Insani di Balecatur, Gamping, Sleman, Sabtu (14/6). Acara ini diikuti lebih dari 50 santri.

Hadir dalam acara ini Dekan FE UWM, Dr. Jumadi, SE, MM, Wakil Dekan I FE UWM Bahri, SE, MM, Kaprodi Akuntansi Ainun Hertikasari, SE, MAcc, Akt, CA, beberapa dosen serta BEM FE UWM.

Ustadz Aziz selaku Pengurus Ponpes Nurani Insani mengucapkan terimakasih atas kegiatan yang dilaksanakan. “Semoga kegiatan ini memberikan manfaat bagi kita semua,” ujarnya.

Baca Juga: Pentingnya Perencanaan Keuangan Cerdas, MES DIY Gagas Financial Planning Series 1: Mengatur Dompet Sendiri

Dr Jumadi dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada Pengurus Ponpes Nurani Insani atas terlaksananya kegiatan bakti sosial dan pengabdian masyarakat ini, memperkenalkan keberadaan MES DIY dan kiprahnya di masyarakat kepada para audiens.

Dikatakan Dr Jumadi telah dicontohkan oleh Rasulullah bahwa takaran, ukuran, dan timbangan harus benar. “Tidak boleh melakukan bisnis dalam kondisi bahaya atau mudharat yang dapat merusak, serta komoditi bisnis harus barang yang halal,” tegas Pengurus MES DIY ini.

“Menjadi entrepreneur harus berani mengambil risiko dan percaya pada diri sendiri,” tutupnya.

Baca Juga: Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Instiper Peroleh Paten Asap Cair dari Janjang Kosong Kelapa Sawit

Selanjutnya, Bahri dalam pemaparannya menyatakan tentang pentingnya legalitas halal bagi usaha. “Label halal kini tak lagi sebatas agama. Halal saat ini menjadi simbol kualitas, etika, dan keamanan yang diakui secara global,” tambahnya.

Lebih lanjut, Bahri menegaskan bahwa produk yang wajib bersertifikasi halal antara lain produk kosmetik, produk kimiawi, dan produk rekayasa genetik.

“Produk lain yang harus bersertifikasi halal adalah produk makanan dan minuman, produk hasil sembelihan, bahan baku, bahan tambahan, serta bahan penolong produk,” kata Pengurus MES DIY ini.

Baca Juga: Media nasional harus mampu menjaga kredibilitas di ruang digital, begini harapan Menkomdigi

Ainun yang juga merupakan dosen Prodi Akuntansi ini dalam penyampaian materinya mengemukakan bahwa berwirausaha juga harus mematuhi pembayaran pajak. “Penting untuk mencatat dengan benar untuk kepatuhan pajak,” katanya.

Bhenu Artha, dosen Prodi Kewirausahaan FE UWM, menyampaikan bahwa prinsip utama bisnis syariah adalah menggunakan bahan dan proses yang halal serta hasil yang berkualitas.

“Pada bisnis juga dilarang menggunakan riba, gharar, dan maisyir. Harus ada keadilan dan transparansi, serta kontrak yang jelas,” ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X