HARIAN MERAPI - Jenis dongeng yang sudah banyak dikenal seperti fabel dengan tokoh utama binatang. Ada pula legenda (asal-usul tempat), sage (campuran fakta dan fiksi) serta mitos (cerita suci, dianggap nyata).
Adapun manfaat mendongeng, misalnya bagus untuk saraf sensorik dan motorik, melatih konsentrasi, dukungan perkembangan anak, perkuat hubungan anak-orang tua serta penanaman nilai-nilai positif.
Demikian ditegaskan Arif Rahmanto (Kak Arif) saat menjadi mentor Temu Tokoh dan Pelatihan Menulis Dongeng di MAN 3 Sleman (Mayoga), Kamis (12/6/2025).
Kegiatan hasil kolaborasi seperti Mayoga Book Lovers (MBL), Perpustakaan MAN 3 Sleman dan Balai Bahasa DIY (BBY) tersebut diikuti masyarakat umum, pelajar dan guru.
Baca Juga: Vidi Aldiano akhirnya buka suara terkait gugatan royalti lagu Nuansa Bening, ini komentarnya
Dalam kegiatan tersebut, Kak Arif juga menegaskan pentingnya persiapan sebelum mendongeng seperti menguasai cerita, memahami materi dan alur.
“Selain itu juga penting untuk mengenali tokoh-tokohnya, pahami karakter, alur dan setting cerita. Hidupkan pula karakter serta bangun karakter yang kuat,” tegasnya.
Tak kalah penting, sebut Kak Arif, yakni soal vokalisasi, berusaha menghidupkan kata-kata, ikhlas, totalitas serta melakukan dengan sepenuh hati.
Kak Arif yang juga guru di SD Muhammadiyah Sapen Yogya, dalam kesempatan tersebut mengajak dua siswanya, Dita dan Visca untuk tampil mendongeng. Keduanya sudah beberapa kali terpilih sebagai juara lomba dongeng.
Sedangkan mentor lainnya yakni Suwasti Ratri EL (Kak Asti) serta Evi Idawati (Kak Evi). Menurut Kak Asti, cerita dongeng merupakan bagian bacaan untuk anak bersifat imajinatif, menghibur, sesuai usia dan perkembangan anak.
“Jika mengusung tema kearifan lokal antara lain dapat seputar wayang, makanan khas, tanaman khas, tradisi di masyarakat, cerita rakyat, legenda maupun mitos,” urainya.
Adapun jenjang pembaca dongeng, dapat dibagi jenjang pembaca A (perkiraan usia 0 – 7 tahun), B – 1 (perkiraan usia 6 – 8 tahun) dan C (perkiraan usia 10 – 13 tahun).
Sementara itu Kak Evi antara lain memaparkan tiga tahapan penting dalam membuat karya tulis jenis dongeng. Pertama, narasi pengantar seperti terkait tokoh, diskripsi suasana dan pengenalan konflik.
Baca Juga: Bersedekah atas nama mayit, apakah diterima pahalanya?