Begini cara mengatasi PMK pada hewan ternak menurut guru besar UGM

photo author
- Selasa, 7 Januari 2025 | 11:30 WIB
Ilustrasi - Dokter hewan saat bersiap memberikan suntikan vaksin kepada tenak sapi yang terindikasi penyakit mulut dan kuku (PMK) di pasar hewan Desa Sibreh Kecamatan Sibreh Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa (11/5/2022).  (ANTARA FOTO/Ampelsa.)
Ilustrasi - Dokter hewan saat bersiap memberikan suntikan vaksin kepada tenak sapi yang terindikasi penyakit mulut dan kuku (PMK) di pasar hewan Desa Sibreh Kecamatan Sibreh Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa (11/5/2022). (ANTARA FOTO/Ampelsa.)



HARIAN MERAPI - Masyarakat resah atas merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.


Terkait merebaknya PMK. guru besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM Prof Aris Haryanto menyampaikan cara mengatasinya.


Prof Aris Haryanto menekankan pentingnya vaksinasi pada hewan ternak secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk penanganan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang kembali merebak di Indonesia.

Baca Juga: Dimulai Kecamatan Sukoharjo, 2.900 siswa terima makan bergizi gratis

"Vaksinasi itu harus dilakukan dua kali minimal. Jarak antara vaksin pertama dan kedua itu sebulan. Tapi setelah itu tetap harus divaksin setiap enam bulan sekali," kata Aris dalam keterangannya di Yogyakarta, Senin.

Aris menduga lonjakan kasus PMK di berbagai wilayah dipicu proses vaksinasi ternak yang belum menyeluruh dan berkala.

"Kasus PMK kali ini merupakan gelombang kedua, sebelumnya sudah pernah -vaksinasi- dan peternak sekarang sudah terinformasi. Namun karena kasusnya mereda, jumlah vaksinasinya juga menurun," ujarnya.

Baca Juga: Film Horor 'Ketindihan' Tayang Perdana di Bioskop 9 Januari 2025, Simak Kengeriannya

Penyakit PMK atau bernama lain "apthae epizootica" (AE), "aphthous fever", dan "foot and mouth disease" (FMD), kata Aris, disebabkan oleh virus RNA, genus Apthovirus yang termasuk dalam keluarga Picornaviridae.

Meskipun virus ini memiliki berbagai serotipe yakni O, A, C, Southern African Territories (SAT -1, SAT - 2 dan SAT - 3) dan Asia -1, menurut dia, kasus di Indonesia diyakini bertipe O.

Menurut dia, penyebaran PMK sangat cepat dan menular pada hewan ternak baik secara langsung, tidak langsung, maupun melalui udara.

"Virus ini bisa menyebar secara langsung melalui udara. Jika hewan itu ditempatkan berdampingan, kemungkinan tertularnya besar. Bahkan ada kasus di mana penularannya bisa sampai 200 km jaraknya," ucap dia.

Baca Juga: Shin Tae-yong Punya Jasa Besar bagi Rizky Ridho: Beliau Mendorong Saya Melampaui Batas

Cepatnya penularan PMK dalam beberapa tahun terakhir menurut Aris berawal dari kasus pertama di Indonesia yang ditemukan di Jawa Timur dan Nangroe Aceh Darussalam (NAD), dan gelombang kedua wabah PMK kali ini juga muncul di kedua daerah tersebut.

Aris mengakui pengembangan vaksin PMK terus digalakkan pemerintah dengan mengembangkan jenis vaksin sesuai tipe virus yang muncul dalam kasus nasional.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X