Dengan kata lain, mayoritas lowongan pekerjaan hanya untuk bukan penyandang disabilitas (normal) maupun disabilitas jenis daksa ringan dan sensorik saja.
“Bahkan, sebagai seorang individu yang tetap memiliki identitas diri terkadang cenderung tak divalidasi dan tak dipercaya baik itu oleh sesama disabilitas maupun tenaga kesehatan,” ungkap Fahri.
Hambatan atau tantangan tersebut dialami pula ia sendiri. Sehingga, ia menegaskan bagi penyandang disabilitas agar benar–benar mempelajari kondisi diagnosis.
Baca Juga: Bareskrim Polri Pulangkan DPO Pengendali Laboratorium Narkotika Bali dari Thailand
Termasuk memahami pemicu dan kelemahan diri sendiri. Mengaitkan kondisi dengan kemampuan atau potensi diri juga penting untuk tetap bisa berkembang secara realistis.
“Sangat penting juga yakni dukungan dan kepercayaan yang diperoleh dari keluarga, sebab keluarga memiliki peran besar pada kestabilan dan kesembuhan diri kita,” tegasnya. *