Inilah penyebab maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah

photo author
- Senin, 11 Maret 2024 | 19:55 WIB
Anggota KPAI Aris Adi Leksono dalam kegiatan Fokus Group Discussion (FGD) bersama kementerian/lembaga dan organisasi profesi guru. ( ANTARA/HO-KPAI. )
Anggota KPAI Aris Adi Leksono dalam kegiatan Fokus Group Discussion (FGD) bersama kementerian/lembaga dan organisasi profesi guru. ( ANTARA/HO-KPAI. )

HARIAN MERAPI - Kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan terjadi karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan pada anak di satuan pendidikan cenderung dilakukan secara berkelompok.

"Hal itu terjadi akibat lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya circle yang berpengaruh negatif," kata Anggota KPAI Aris Adi Leksono saat dihubungi di Jakarta, Senin (11/3/2024).

Baca Juga: Sambut Puasa Ramadhan, Polres Sukoharjo Gelar Bakti Religi Bersihkan Masjid, Ini Tujuannya

Aris Adi Leksono menjelaskan, kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan anak mengalami kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian, atau anak mengakhiri hidup.

Data pengaduan yang dilaporkan ke KPAI pada awal 2024 tercatat sudah mencapai 141 kasus, yang 35 persen di antaranya terjadi pada satuan pendidikan.

Kemudian terdapat 46 kasus anak mengakhiri hidup, yang 48 persen di antaranya terjadi pada satuan pendidikan atau anak korban masih memakai seragam sekolah.

Baca Juga: Berkah Ramadhan, pedagang buah kelarisan aneka jenis buah, sebagian favorit dijadikan bahan isian es buah

"Hal ini harus disikapi secara serius, dengan bergerak serentak akhiri kekerasan pada satuan pendidikan. Upaya keras, masif, terstruktur, aksi nyata, serta terukur dalam pencegahan dan penanganan kekerasan pada satuan pendidikan wajib dilakukan," kata Aris seperti dilansir Antara.

Menurut dia, satuan pendidikan harus menyadari mereka memiliki tugas dan fungsi perlindungan anak, selain tugas layanan pembelajaran.

"Kegiatan belajar mengajar akan mencapai output mutu dan kualitas unggul, jika didukung lingkungan yang aman, nyaman, ramah, serta menyenangkan," kata Aris Adi Leksono.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X