Pedagang tidak bisa berbuat banyak dengan kenaikan harga beras tersebut karena menerima barang dari petani dan pengepul beras seperti itu.
"Selain harga beras naik, kondisi beras yang dijual kualitas juga menurun karena banyak bulir beras pecah. Katanya dari yang biasa kirim beras ke sini karena pengaruh cuaca," katanya.
Waluyo mengatakan, dengan kondisi harga beras yang tinggi membuat pedagang sering menerima keluhan dari pembeli.
Sebab masyarakat sekarang dihadapkan dengan tingginya biaya hidup untuk membeli barang lainnya.
"Mau bagaimana lagi harga memang tinggi tapi masyarakat tetap beli beras walaupun pedagang sering diprotes," lanjutnya.
Baca Juga: Junjung Semangat Kolaborasi, IFC Sukses Gelar January Board Meeting 2023 di Jogja
Pedagang beras di Sukoharjo Ali Syukri mengatakan, kondisi kebutuhan pokok pangan sekarang khususnya beras mengalami kenaikan harga.
Hal tersebut wajar karena permintaan beras terus mengalami peningkatan seiring banyaknya pembeli.
Di sisi lain, kondisi sekarang dihadapkan dengan situasi hasil panen padi dari petani kurang maksimal karena pengaruh cuaca dan serangan hama.
"Hasil panen kurang maksimal dan banyak kualitas kurang bagus. Di sisi lain permintaan masyarakat tinggi. Maka wajar harga beras naik," ujarnya.
Baca Juga: Beginilah Outfit Kondangan Ala Hesti Purwadinata, Murah Tapi Elegan
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Diskopumdag) Sukoharjo Iwan Setiyono, mengatakan, harga beras sekarang untuk jenis IR64 premium Rp 12.500 per kilogram dan IR64 medium Rp 11.000 per kilogram.
Harga tersebut memang mengalami kenaikan dibanding sebelumnya hanya pada kisaran Rp 9.000-Rp 10.000 per kilogram. Kenaikan harga beras terjadi sejak beberapa bulan lalu.
"Meski harga naik namun stok beras di pedagang masih melimpah. Aman dan kebutuhan masyarakat terpenuhi," ujarnya.
Diskopumdag Sukoharjo akan terus memantau stok dan harga beras di pasaran. Hal itu penting mengingat beras merupakan kebutuhan pokok pangan paling penting untuk masyarakat.