HARIAN MERAPI - Praktik jual beli organ tubuh ternyata masih terjadi di masyarakat dengan berbagai cara.
Jual beli organ tubuh antara lain dilakukan secara online melalui website. Polisi berhasil mengendus praktik ilegal tersebut.
Berkaitan itulah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) diminta untuk memblokir website yang dipakai untuk praktik jual beli organ tubuh.
Baca Juga: Pengalaman horor Rino tinggal di rumah berhantu 3: Orang menyebutnya dengan nama kandang bubrah
Kemenkominfo menyatakan telah memblokir sebanyak tujuh laman (website) jual beli organ tubuh menindaklanjuti permintaan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
"Betul kemarin malam kita blokir," kata Direktur Jendral Informasi Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo Usman Kansong saat dihubungi ANTARA, Jumat malam, sebagaimana dikutip harianmerapi.com Minggu (15/1/2023).
Website itu diblokir dengan dasar UU nomor 19 tahun 2016 pasal 40 (2a) dan (2b) tentang Informasi dan Transaksi Elektronik memastikan ketiganya tidak lagi dapat diakses oleh masyarakat luas.
Dasar hukum lainnya yang menguatkan penutupan akses ke situs-situs tersebut ialah Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 192 jo Pasal 64 ayat (3) membahas mengenai pelanggaran terkait penjualan organ tubuh manusia.
Detilnya, tiga website diblokir pada Kamis (12/1), dan empat website lainnya diputus aksesnya pada Jumat ini.
Penutupan situs web itu merupakan buntut dari kasus yang di awal pekan ini terjadi ketika masyarakat dikejutkan dengan kabar dua orang remaja di Makassar yakni A (17) dan MF (14) melakukan pembunuhan pada seorang anak kecil berinisial MFS (10).
Keduanya mengaku melakukan perbuatan keji tersebut karena tergiur iklan mengenai jual beli organ tubuh yang ditemuinya di internet.
Baca Juga: Pengalaman horor Rino tinggal di rumah berhantu 1: Memasuki bulan ketiga mulai ada kejadian aneh
Usman mengatakan ke depannya Kemenkominfo akan mengintensifkan penutupan dan blokir ke situs-situs website dengan konten negatif termasuk terkait dengan jual beli organ tubuh yang jelas melanggar regulasi.
"Betul, jadi kita intensifkan patroli siber karena jual beli organ tubuh melanggar UU Kesehatan yang mengatakan jual beli organ tubuh dengan alasan apa pun dilarang," tegas Usman.