HARIAN MERAPI- Sebanyak 25 siswa jurusan Tata Boga SMK Assa'idiyah 2 Kudus yang merupakan salah satu sekolah vokasi binaan Djarum Foundation, berinisiatif membantu korban bencana banjir yang melanda wilayah Kabupaten Kudus.
Para siswa SMK berbaris pesantren itu menunjukkan kepeduliannya dengan berkontribusi mengelola dapur umum untuk pengungsi di Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) di Desa Tanjungkarang Kecamatan Jati.
Salah seorang siswa kelas 12 SMK Assa’idiyyah 2 Kudus, Fatimatuszahra mengatakan, pengelolaan dapur umum untuk pengungsi korban banjir ini menjadi pengalaman sekaligus tantangan tidak mudah.
Baca Juga: Beredar foto kota gaib Saranjana di Kalimantan Selatan, akhirnya menuai pro dan kontra
Tetapi lelah dan usaha yang telah dilakukan terbayar dengan perasaan bangga dan haru, karena bisa menolong masyarakat lain yang sangat membutuhkan.
"Tugas setiap hari yang harus kami kerjakan bersama teman- teman yaitu menyediakan menu makanan untuk para pengungsi. Ini sudah kami lakukan selama satu Minggu sejak banjir di awal tahun baru 2023," ujarnya, Sabtu (7/1/2023).
Menurutnya, setiap masakan yang akan diolah, menunya ditentukan oleh guru pembimbing.
Untuk memasak dan penyajiannya dilakukan para siswa. Menu masakan yang dihidangkan setiap hari selalu berganti.
Di antara masakan yang disajikan, yaitu ayam bumbu lada hitam, bandeng presto, dan berbagai jenis lauk seperti tahu dan tempe bacem.
Banjir yang terjadi di Kota Kretek sudah berlangsung selama sepekan, mulai Sabtu (32/12) di penghujung akhir tahun 2022, hingga Sabtu (7/1) tahun 2023.
Banyak wilayah di Indonesia harus menghadapi peningkatan cuaca ekstrem berupa angin kencang maupun hujan dengan intensitas dan curah tinggi, termasuk di Kudus ini.
Hingga sekarang, genangan banjir di Kudus belum surut. Sedikitnya 25 desa terdampak, tersebar di lima kecamatan yaitu Jati, Mejobo, Jekulo, Kaliwungu dan Undaan.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus kemudian menetapkan status darurat banjir.