HARIAN MERAPI - Beredar rumor China sedang menghadapi gelombang besar Covid-19 yang sangat membahayakan.
Bahkan dikabarkan angka kematian akibat varian baru Covid-19 di China sangat tinggi.
Berkaitan itu otoritas kesehatan China menanggapi rumor tentang banyaknya jumlah kematian akibat Covid-19 selama gelombang terbaru virus corona yang menyita perhatian publik internasional.
Baca Juga: Kenalkan dunia kerja, mahasiswa Hukum UNS magang di kantor advokat, ini kesan mereka
Dalam perspektif kesehatan masyarakat, sangat sulit menentukan penyebab kematian secara akurat pada tahap awal penularan, kata Liang Wannian, Ketua Dewan Pakar Tanggap Covid-19 Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), kepada pers, Kamis (29/12).
Menurut dia, jumlah kematian merupakan data penting untuk menentukan bagaimana penyakit tersebut mampu merusak kesehatan dan menghilangkan nyawa warga.
"Periode sekarang ini, kami harus memprioritaskan pencegahan kasus parah dan kasus kematian. Hal ini juga untuk menyesuaikan target pencegahan yang mengutamakan pada pencegahan kematian," ujarnya.
Baca Juga: Momen-momen penting kehidupan legenda sepak bola Pele
Dalam beberapa hari terakhir, China digambarkan sedang kewalahan menghadapi kasus Covid-19 yang menimbulkan banyak kematian.
China dituduh mengabaikan maraknya kasus-kasus kematian, terutama sejak NHC memutuskan tidak lagi mempublikasikan data kasus harian Covid-19, termasuk angka kematian, pada Minggu (25/12) lalu.
Jiao Yahui, pejabat NHC lain, menyebutkan dua standar internasional dalam menentukan kasus kematian akibat COVID-19.
Pertama, orang yang terinfeksi virus corona dengan hasil tes PCR positif dan meninggal karena kegagalan sistem pernapasan akibat Covid-19.
Baca Juga: Tutup tahun 2022, BRI bagikan dividen interim sebesar Rp 8,63 triliun
Kedua, orang yang meninggal dalam jangka 28 hari setelah terinfeksi virus corona.
Artikel Terkait
China Kembali Laporkan 460 Kasus Baru Covid-19, Menurun Dibanding Sebelumnya
80.000 turis terjebak di Sanya China karena terimbas lockdown Covid-19
Sejumlah pejabat di Tibet China dicopot dan ditahan karena akibatkan gelombang baru Covid-19
AS perketat masuknya warga negara asing, wajibkan hasil tes negatif Covid bagi pelaku perjalanan dari China