Menteri PUPR tengok proyek Bendungan Jlantah Karanganyar, desak percepatan teknis dan non teknis

photo author
- Senin, 14 November 2022 | 13:55 WIB
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) bersama Bupati Karanganyar Juliyatmono. ( Abdul Alim)
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) bersama Bupati Karanganyar Juliyatmono. ( Abdul Alim)

HARIAN MERAPI - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melakukan kunjungan kerja sekaligus mengecek proyek pembangunan Bendungan Jlantah di kecamatan Jatiyoso, Karanganyar, Minggu (13/11/2022).

Dalam kesempatan itu Menteri PUPR, Basuki mendesak penyelesaian ganti untung serta pemulihan lingkungan terdampak proyek Bendungan Jlantah.

"Agar nanti jika Bendungan Jlantah sudah jadi untuk bisa dilakukan penghijauan kembali atau reboisasi terhadap sejumlah tanaman yang sebelumnya rusak akibat proyek," kata Basuki.

Baca Juga: Kemenkumham akan tindak tegas orang asing coba ganggu KTT G20, ini sanksinya

Ia mengatakan progres pembangunan proyek strategis nasional itu sudah sampai sekitar 45,8 persen. Ia menarget seluruhnya selesai di awal 2023, baik itu ganti untung maupun semua fasilitas masyarakat yang sebelumnya hilang.

Karena penentuan lokasi (Penlok) saat ini sudah selesai dan tinggal menunggu hasil dari inventarisasi di Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Projek Manajer pembangunan Bendungan Jlantah Alamsyah Fatih menambahkan, penggenangan air ditarget sudah terlaksana pada Agustus 2023 mendatang.

Sehingga, Bendungan Jlantah bisa diresmikan pada tahun 2024.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo merasa dikhianati Manchester United, ini pernyataan resminya

Bupati Karanganyar Juliyatmono, yang saat itu datang menemui Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, mengharapkan pemerintah pusat melakukan akselerasi penyelesaian persoalan yang terjadi dalam pembangunan proyek bendungan Jlantah.

Khususnya terhadap proses ganti untung yang mengakibatkan sejumlah tanah kas desa milik perangkat dan kepala desa terdampak.

“Tadi saya minta pemerintah pusat untuk segera menyelesaikan terkait proses ganti untung, kalau soal yang lain saya kira nanti selesai," katanya.

Baca Juga: Pantai indah di Pantura, konon dulunya menjadi tempat pembuangan kutang atau bra

"Karena pemerintah desa dan masyarakat itu menunggu, kemudian juga untuk akses jalan yang hilang, agar jalan baru yang dulu sempat direncanakan untuk segera dibangun,” pungkasnya. *

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X