HARIAN MERAPI - Aksi di Malioboro biasa dilakukan. Aksi untuk segala isu oleh berbagai kalangan.
Tapi, aksi yang dilakukan oleh Paguyuban Bank Sampah DIY ini berbeda. Para pengelola bank sampah se-DIY ini menggelar aksi edukasi dalam tajuk Bank Sampah Jogja Heboh #2.
Edukasi mengenai bagaimana mengelola sampah rumah tangga yang belakangan menjadi isu hangat di Jogjakarta.
Baca Juga: Pabrik uang palsu (upal) di Sukoharjo, tersangka datangkan mesin produksi dari Jerman
Salah satu bentuk aksi yang bakal menarik adalah adanya peragawati yang lenggak-lenggok membawa poster.
Poster-posternya berisi kata-kata sebagaimana orang menggelar aksi. Di antaranya mengingatkan agar tidak "nyampah" saat berwisata, terutama di Malioboro sebagai bagian dari Sumbu Filosofi.
Juga mengingatkan kondisi TPA Piyungan serta mengingatkan Jogja Darurat Sampah.
Peragawatinya mengenakan trashion, busana berbasis sampah. Atau sering dipahami sebagai "busana daur ulang."
Baca Juga: Polsek Depok Barat Sleman tangkap pelaku penipuan dan penggelapan mobil
Busana yang dipakai rancangan anggota Paguyuban Bank Sampah DIY. Dari Bantul, Sleman dan Jogja.
Selain Trashion Show, juga akan ada pergelaran "Wayang Kristal". Wayang yang dibuat dengan memanfaatkan botol minuman bekas.
Wayang Kristal bentuk Gunungan, karya Sardi Beib, salah satu anggota paguyuban ini ada yang diberikan sebagai suvenir kepada Menko Marinves Luhut Binsar Panjaitan saat launching PLTS di Bali, bulan lalu.
Juga sebagai cinderamata untuk Dubes Prancis Mr Oliver Chambard di Jakarta.
"Aksi yang lain berupa berbagai macam pelatihan pengelolaan sampah. Organik maupun anorganik. Sebagaimana aksi serupa di tahun 2020 sebelum pandemi," jelas Sekretaris Paguyuban Bank Sampah DIY Erwan Widyarto.