HARIAN MERAPI - Kampung Satwa di Kedung Banteng, Moyudan, Sleman menggelar pembukaan rintisan sekolah ekologi di kompleks padukuhan setempat, Sabtu (22/10/2022) malam.
Kegiatan tersebut didukung berbagai pihak, antara lain Fakultas Biologi UGM serta Yayasan Wahana Gerakan Lestari Indonesia (Wagleri).
Tampak hadir sejumlah pejabat dari Pemkab Sleman, seperti Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Epiphana Kristiyani maupun Wasito (warga Moyudan) dan mewakili dari Dinas Pariwisata Sleman.
Baca Juga: Telur ayam infertil tetap miliki kandungan gizi untuk pakan satwa, begini cara mengolahnya
Lalu dari UGM, ada Abd. Razak Chasani serta Susiandarini dan dari UIN Sunan Kalijaga, Siti Aisyah. Tak ketinggalan Panewu Moyudan, Harso Wasono, sejumlah tokoh masyarakat, perwakilan komunitas pecinta satwa, pengurus Pokdarwis dan seniman/budayawan.
Menurut salah satu pendiri Kampung Satwa, Karl VH Kurniawan, kegiatan tersebut mengusung tema, Membaca Ayat-ayat Nya, Melestarikan Alam Ciptaan-Nya, Memaknai Cinta-Nya.
“Hal ini sebuah konsep tema yang memadukan konsep gerakan pelestarian yang memposisikan alam sebagai ayat ciptaan Tuhan,” paparnya.
Baca Juga: 6 Jenis Bonsai yang Akan Tetap Eksis pada 2022, Berikut Rinciannya
Selain itu, sebut Kurniawan, digelarnya kegiatan tersebut sebagai perpaduan konsep gerakan pelestarian, ilmu pengetahuan, budaya dan spiritualitas.
“Sekolah ekologi kami harapkan bisa menjadi semacam forum atau tempat bertemunya berbagai pihak seperti dari praktisi, akademisi, aktivis, pihak pemerintah bahkan sampai seniman,” jelasnya.
Diharapkan pula, suatu saat bisa tersusun modul pembelajaran Sekolah Ekologi Kampung Satwa, terbentuknya rintisan sekolah ekologi pertama di DIY dan terbentuknya SDM yang memiliki kesadaran ekologis.
Baca Juga: Pelatihan Aquascape, Asah Keterampilan Budidaya Ikan Hias di Kota Magelang
Sementara itu Dra Ephipana mengungkapkan, pihaknya memberikan apresiasi tinggi dan sangat berterimakasih dengan adanya rintisan Sekolah Ekologi.
“Kegiatan seperti ini akan memberikan banyak manfaat seperti semakin mengingatkan kesadaran untuk menjaga lingkungan hidup dengan baik,” jelasnya.
Permasalahan seperti sampah, sebutnya, sudah kian banyak dirasakan terlebih yang sudah kian padat penduduknya seperti di Kapanewon Depok, Mlati dan Sleman.