Bencana tanah bergerak di Tulungagung, puluhan warga diungsikan, begini kondisinya

photo author
- Jumat, 14 Oktober 2022 | 08:00 WIB
Bupati Tulungagung melihat kondisi rumah warga yang retak dan ditinggal mengungsi oleh penghuninya di Desa Tanggunggunung, Tulungagung, Kamis (13/10/2022)  (ANTARA/HO - Joko Purnomo)
Bupati Tulungagung melihat kondisi rumah warga yang retak dan ditinggal mengungsi oleh penghuninya di Desa Tanggunggunung, Tulungagung, Kamis (13/10/2022) (ANTARA/HO - Joko Purnomo)



HARIAN MERAPI - Kabupaten Tulungagung, khususnya di Kecamatan Tanggunggunung, dilanda bencana tanah bergerak.


Akibatnya, puluhan warga yang terdampak bencana tersebut harus diungsikan ke tempat aman.


Sedikitnya 45 warga dari sembilan keluarga (KK) yang rumahnya rusak parah akibat tanah bergerak di wilayah Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Kamis mengungsi di kantor kecamatan setempat.

Baca Juga: Ciri-ciri orang yang suka melakukan KDRT, ternyata bisa diamati sejak awal...

Bupati Tulungagung Maryoto Birowo yang meninjau langsung kondisi rumah-rumah warga yang rusak berat, sedang maupun ringan akibat bencana liquifaksi (tanah gerak) mengatakan, seluruh kebutuhan logistik dasar para pengungsi akan ditanggung pemerintah daerah.

“Kami siapkan dapur umum juga untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum warga selama di pengungsian,” katanya.

Warga yang mengungsi sebenarnya ada 11 keluarga. Namun dua KK lainnya memilih mengungsi di rumah kerabatnya.

Baca Juga: Pengamat prediksi KIB umumkan kandidat Capres saat akhir, begini pertimbangannya

Sementara puluhan KK lain, bertahan di rumah masing-masing kendati hunian mereka juga ikut retak.

Bencana liquifaksi atau tanah gerak tersebut mulai terjadi pada Rabu (12/10) malam sekitar pukul 19.00 WIB. Warga yang terkejut segera berhamuran keluar.

Dan setelah itu, mereka menyadari gerakan tanah mirip gempa lokal itu telah menyebabkan puluhan bangunan warga di Desa Tanggunggunung dan Ngepoh, Kecamatan Tanggunggunung retak-retak.

Kendati tidak menimbulkan korban jiwa ataupun luka-luka, kerusakan yang ditimbulkan cukup masif.

Baca Juga: Hari tanpa bra. Bra berkawat dapat memicu kanker adalah mitos

Sebelas rumah bahkan rusak parah dan sebagian tembok roboh.

“Curah hujan yang belum diprediksi, sebabkan banjir, tanah longsor termasuk tanah retak,” kata Maryoto.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X