HARIAN MERAPI – Sumatera Squall atau awan badai penyebab hujan di musim kemarau bisa terjadi sepanjang tahun, alias tidak kenal musim.
Hujan di musim kemarau selain karena faktor geografis, juga disebabkan adanya awan badai Sumatera Squall.
Awan badai Sumatera Squall ini bisa terjadi sepanjang tahun, sehingga hujan di musim kemarau selalu mungkin terjadi.
Baca Juga: Cerita misteri lelembut pesta di kebun bambu 1: Aneh, ada suara gamelan di tengah malam
Namun, Prakirawan BMKG Adinda Dara Vahada mengatakan Sumatera Squall lebih sering terjadi pada bulan April - November.
Hal itu karena bersamaan dengan aktifnya monsun Australia dan periode pancaroba.
“Ketika itu angin yang bertiup memiliki komponen angin Baratan yang lebih kuat,” katanya.
Menurutnya pula, sebuah penelitian menyebut secara statistik Sumatera Squall muncul pada musim pancaroba, yaitu pada bulan April-Mei dan Oktober-November.
“Sumatera Squall rata-rata terjadi tujuh kali dalam sebulan,” katanya.
Kemudian pada musim kemarau atau pada saat monsun Australia aktif, Sumatera Squall rata-rata terjadi 6 kali sebulan setelah itu.
Baca Juga: Ini biang keladi terjadinya hujan di musim kemarau, awan badai yang muncul tidak kenal musim
Sedangkan pada musim hujan atau saat monsun Asia aktif, Sumatera Squall rata-rata terjadi dua kali dalam sebulan.
Sementara itu, terdapat banyak faktor yang bisa mempengaruhi Sumatera Squall ini jarang atau sering terbentuk.
Pertama, faktor enso atau apakah wilayah Indonesia sedang dalam fase El Nino atau La Nina.