Teknologi remote yang dioperasikan perusahaan sejak tahun 2006 saja membutuhkan pembuktian dan perbaikan terus-menerus yang disesuaikan tantangan. Tantangan ini antara lain stabilisasi sinyal wifi, cara membuat sistem ini bertahan dalam waktu yang lama hingga meminimalkan kerusakan alat.
“Pada awalnya tantangan kami memang besar, kerusakan sistem tinggi, produktivitas rendah, tetapi kita selalu belajar dari tantangan yang ada dan bagaimana kita memodifikasi,” tutur Hengky.
Lalu, apakah nantinya penerapan 5G tak semata di penambangan? Hengky mengaku belum tahu. Sejauh ini, perusahaannya hanya berfokus pada pemanfaatan teknologi untuk dapat menggerakkan alat secara remote di tambang bawah tanah.
Technicians for automation technology Danurdara Baswara mengatakan khusus untuk loader, teknologi 5G mempercepat mobilitas, dari semula 70 persen menjadi 90 persen. *