Pembangunan Pabrik Smelter Freeport di Gresik, 50 Persen Rampung Akhir 2022 dengan Biaya Rp 22 Triliun

photo author
- Rabu, 6 April 2022 | 08:50 WIB
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas.  (ANTARA/Evarianus Supar)
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas. (ANTARA/Evarianus Supar)

TIMIKA, harianmerapi.com - PT Freeport Indonesia terus mempercepat pembangunan pabrik smelter tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur dengan menargetkan hingga akhir 2022 bisa mencapai 50 persen.

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas di Timika, Rabu (6/4/2022), mengatakan saat ini kemajuan pembangunan pabrik smelter tembaga yang disebut-sebuah sebagai yang terbesar di dunia itu sudah mencapai 21 persen.

"Masih on schedule, sesuai dengan rencana kami. Saat ini progress-nya sudah 21 persen dengan biaya yang sudah dikeluarkan 750 juta dollar Amerika Serikat," kata Tony Wenas seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga: Masuk Jajaran Dewan Direksi, Elon Musk Borong Saham Twitter

Dia menyebutkan diharapkan pada akhir 2022 kemajuan pembangunan pabrik smelter tembaga di Gresik itu sudah bisa mencapai 50 persen dengan total biaya yang terserap sekitar 1,6 miliar dollar AS atau dengan nilai kurs saat ini sekitar Rp 22 triliun.

Pada Oktober 2021 Presiden Joko Widodo turut menyaksikan ground breaking pembangunan smelter tembaga PTFI di Gresik tersebut.

"Kita mendapatkan laporan bahwa smelter yang dibangun ini dengan desain single line, terbesar di dunia," ujar Presiden Jokowi saat itu.

Baca Juga: Jelang Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia, GoTo Alokasikan Dana Rp 310 Miliar untuk Mitra Pengemudi

Setelah pembangunan konstruksi rampung, smelter ini dapat mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga menjadi 600 ribu ton katoda tembaga per tahun.

Freeport disebut-sebut melakukan investasi sekitar Rp 42 triliun untuk membangun pabrik smelter di Gresik tersebut sebagai fasilitas pemurnian tembaga untuk menghasilkan katoda tembaga dan fasilitas pemurnian logam berharga yang menghasilkan emas, perak dan berbagai logam berharga lainnya.

Smelter ini diproyeksikan bakal memproduksi emas rata-rata 35 ton per tahun dengan nilai transaksi bisa mencapai Rp 30 triliun.*

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sutriono

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X