harianmerapi.com - Limbah bonggol jagung dipergunakan PT Semen Gresik (PTSG) sebagai bahan bakar alternatif dalam proses produksi ramah lingkungan.
Penggunaan energi terbarukan berupa limbah bonggol jagung itu dipergunakan PTSG sebagai energi alternatif bahan bakar.
Fungsinya guna meningkatkan keunggulan operasional sebagai industri semen yang efisien dan ramah lingkungan.
Baca Juga: Orang Tua Harus Kontrol Kebutuhan Tidur Anak, Jangan Terlena Bermain Gadget
Selain itu sekaligus membangun ekonomi sirkular untuk pemberdayaan masyarakat di sekitar perusahaan.
Direktur Utama PT SG Subhan mengungkapkan penggunaan limbah bonggol jagung sebagai bahan bakar alternatif merupakan komitmen turut mengembangkan industri hijau sekaligus upaya memberdayakan masyarakat.
Subhan menambahkan mengacu data BPS Kabupaten Rembang & data RPJMD Tahun 2021-2026, hasil produksi tanaman jagung tahun 2019 sebanyak 123.973 ton dan baik menjadi 147.647 ton.
Demikian pula limbah bonggol jagung yang dihasilkan dari 24.794 ton di tahun 2019 naik menjadi 29.529 ton di tahun 2020.
''Tingginya limbah bonggol jagung ini menjadikan Semen Gresik terpanggil untuk memanfaatkan limbah ini guna mengatasi dampak lingkungan yang lebih luas," kata dia.
Sisi yang lain, lanjut dia sebagaimana di lansir Antara, ada upaya optimalisasi dalam program kemitraan dengan masyarakat.
Subhan menyatakan pemanfaatan limbah jagung adalah bagian dari penyempurnaan berkelanjutan (continuous improvement) agar operasional pabrik lebih efisien dan mengurangi tingkat polusi udara karena rendah emisi.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Seputar Gunung Merapi, Hujan Mengguyur Lereng Merapi Sore Hari
Bonggol jagung lebih ekonomis, kata dia, sebab 1 ton bonggol jagung bisa menggantikan 0,06 ton (60 kg) batu bara.