Elektabilitas belum maksimal, Airlangga diharapkan tingkatkan intensitas komunikasi dengan rakyat

photo author
- Senin, 22 Agustus 2022 | 21:01 WIB
Airlangga Hartarto (tengah) didampingi Zulkifli Hasan (dua kiri) dan Suharso Monoarfa (tiga kanan) saat memberikan keterangan pers usai penandatanganan nota kesepahaman koalisi indonesia bersatu (KIB) di Jakarta, Sabtu (4/6/2022).  (ANTARA/Fauzi Lamboka)
Airlangga Hartarto (tengah) didampingi Zulkifli Hasan (dua kiri) dan Suharso Monoarfa (tiga kanan) saat memberikan keterangan pers usai penandatanganan nota kesepahaman koalisi indonesia bersatu (KIB) di Jakarta, Sabtu (4/6/2022). (ANTARA/Fauzi Lamboka)

 

HARIANMERAPI.com - Partai Golkar sepakat memajukan Airlangga Hartarto sebagai Capres pada 2024. Namun demikian, elektabilitas Airlangga yang tidak maksimal mesti didongkrak.

“Jika kita bicara Airlangga, sebagai Ketua Umum tentu punya basis pemilih partai yang cukup besar. Dari pemilu sebelumnya kan sekitar 12%, namun demikian, hal itu belum cukup untuk menjamin elektabilitas Pak Airlangga menjadi kompetitif,” kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani, Senin (22/8/2022).

Dalam survei yang digelar oleh SMRC, elektabilitas Airlangga disebut masih belum bersaing dengan kandidat lain. Padahal posisi Airlangga sangat strategis sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan juga Menko Perekonomian.

Baca Juga: Tersangka pembuang bayi di Salatiga, melahirkan di kamar kos dan potong tali pusar pakai gunting

Tren positif Airlangga yakni pada aspek kedikenalan yang mengalami peningkatan, dari 26% (Maret 2021) menjadi 38% (Agustus 2022). Dari yang tahu, hanya 61% yang suka. Kedisukaan Airlangga ini meningkat dari 48 persen pada Maret 2022.

Dengan aspek keterkenalan tokoh, Airlangga dalam hal ini, disebutkan masih dibawah 50% mesti didongkrak dengan komunikasi politik yang lebih intensif.

“Soal komunikasi politik, sosialisasi, disimpulkan belum efektif untuk menaikan elektabilitas. Awareness masih dibawah 50%. Nah apa yang harus dilakukan, sangat bervariasi, mulai dari penggunaan medsos harus dievaluasi dan strategi komunikasi,” terang Deni.

Masa pemilih ‘jaman now’ begitu bervariasi, dapat dijangkau dari berbagai outlet mulai dari media massa populer maupun media sosial. Para elit politik bersaing dalam memperebutkan perhatian masyarakat. Tidak ketinggalan mereka-mereka yang mengincar kursi Presiden pada Pemilu 2024.

Baca Juga: Begini kata Sri Sultan tentang wayang, dalam perkembangannya ternyata lebih banyak dagelannya

Partai Golkar berada dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama dengan PPP dan PAN. Partai Golkar sendiri sepakat memajukan Airlangga sebagai Capres dari mereka. Namun sampai saat ini belum ada pernyataan resmi tentang Capres dan Cawapres dari KIB. Banyak yang menyarankan, ditengah rendahnya elektabilitas sejumlah elit parpol, mereka bisa menggandeng sosok yang lebih tinggi elektabilitasnya namun tidak memiliki jabatan di partai.

Persepsi negatif Parpol

Sementara itu, Pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Suko Widodo menilai rendahnya elektabilitas dan popularitas ketua parpol lebih disebabkan oleh faktor kekurang-dekatan ketua parpol dengan rakyat. Hal itu berdampak pada kesan elitis dari masyarakat pada para ketua parpol.

"Sejauh ini, ketua parpol berlaku elitis dan kurang merakyat," tambahnya.

Baca Juga: Mayoritas responden pilih presiden harus dari kalangan sipil dalam survei Pemilu 2024 PRMN-Promedia

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X