BANTUL, harianmerapi.com - Konflik yang masih terus terjadi di Palestina mendorong berbagai pihak, bahkan bisa saling kolaborasi untuk memberikan beasiswa pendidikan kepada warga Palestina.
Hal tersebut diungkap Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Syafiq A. Mughni H MA PhD saat pembukaan Summer School 2022 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), baru-baru ini.
Adapun kolaborasi untuk memberikan beasiswa pendidikan bagi warga atau rakyat Palestina antara lain ada Majelis Diktilitbang Muhammadiyah, UMY, Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (LazizMu).
Baca Juga: YKTN mengadu ke DPRD, tanya proses permohonan tukar guling tanah di Kumpulrejo
“Masih ada lagi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Quantum Akhyar Institute,” paparnya.
Ditambahkan Prof Syafiq, kita harus menjadi terhormat dan saling menghormati orang lain untuk dapat menciptakan keadilan dan perdamaian di seluruh dunia.
Keduanya beriringan karena tidak ada yang namanya kedamaian tanpa keadilan. Jadi, berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, sekarang kita bertindak bersama bukan hanya dalam lingkup lokal, nasional akan tetapi juga secara global tanpa diskriminasi agama apapun yang dipeluk.
Menurutnya, salah satu bantuan beasiswa pendidikan untuk warga Palestina, yakni diberikan melalui program UMY Summer School 2022 yang juga diikuti oleh hampir 850 peserta dari 42 negara.
Sementara itu, Dr Zuhair Al-Shun YM, Duta Besar Palestina dalam sambutannya mengatakan, beasiswa pendidikan yang diberikan tersebut menjadi suatu hal yang penting bagi rakyat Palestina.
“Pendidikan bukan hal yang mudah didapatkan oleh rakyat Palestina meskipun ketertarikan rakyatnya terhadap pendidikan sangat tinggi. Keadaan yang tidak stabil menghambat akses pendidikan di Palestina,” terangnya.
Dijelaskan pula, pihaknya sangat senang dan menyambut baik kerjasama tersebut dan yang perlu digarisbawahi, yakni beasiswa sangat penting bagi rakyat Palestina.
“Karena rakyat kami sangat tertarik dengan pendidikan. Saya yakin orang-orang kami akan berkembang lebih dari yang lain. Karena kita tidak hanya berperang dengan senjata, tetapi juga perlu berperang dengan otak untuk mencapai kemerdekaan kita,” tambahnya.
Selain itu Zuhair sangat berharap kerjasama tersebut dapat terus berlanjut pada tahun-tahun yang akan datang dengan cakupan yang lebih luas lagi.