harianmerapi.com - Kisah cerita rakyat Calon Arang. Calon Arang marah besar. Ia tak mau hatinya luluh mendengar permohonan Ratna Manggali, anaknya untuk mengampuni Bahula yang telah mencuri kitabnya.
Ia malahan berlaku bengis pada anaknya. “Pergi…, susullah suamimu yang kurang ajar itu! Suami datnyeng saja ditangisi, anak sinting kau!”. Murid-muridnya tak luput kena marah pula.
Murid-murid Calon Arang yang merasa takut dan tahu kalau gurunya kini hanyalah sebagai wanita biasa saja. Gurunya tak lebih dari harimau yang tak bertaring dan tak berkuku.
Tidak berapa lama, Empu Bahula dan Empu Bharada datang ke tempat Calon Arang.
“Nah, memang sudah kuduga, engkaulah guru menantuku yang edan itu!” geram Calon Arang sambul menahan marah.
“Sabar Nyai…, orang sabar dikasihani Yang Maha Esa,” kata Empu Bharada kalem.
Calon Arang tak mau mendengar, ia langsung menyerang Empu Bharada dengan sebilah keris.
Firasat yang tajam dari Empu Bharada bekerja, ia menggerakkan badannya ke samping, hingga serangan itu melesaet.
Baca Juga: Cerita Rakyat Calon Arang 2: Prajurit Pinilih Kerajaan Kahuripan Merusak Desa Girah
Kembali Calon Arang menyeang, namun Empu Bharada telah melolos pusakanya Keris Kiai Weling Putih…, dan berakibat fatal bagi Calon Arang.
Melihat keris mendiang suaminya berada di tangan Empu Bharada, seketika lemaslah badan Calon Arang. Ia tak mengira kalau keris itu berada di tangan Empu Bharada yang sakti.
“Ampun Dimas,…, ampunilah aku yang tak tahu diri ini,” pinta Calon Arang.
“Walau kau adalah kakak kandungku, Serat Asih, namun kau adalah musuhku.”
“Ampunilah aku, Serat Wulung mengambil nyawamu kakang embok,” kata Serat Wulung, nama kecil Empu Bharada.