harianmerapi.com- Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban menjelaskan, penelitian memberi bukti awal bahwa vaksin dapat mencegah long Covid atau setidaknya mengurangi tingkat keparahan. Namun ini masih butuh penelitian lebih banyak lagi.
Hal tersebut disampaikan Prof Zubairi Djoerban dalam akun twitter pribadinya yang diunggah Jumat (4/3/2022), menjawab pertanyaan apakah vaksin bisa mencegah long Covid.
“Meski telah dinyatakan sembuh, penyintas Covid-19 berisiko alami long Covid-19. Apakah hal ini juga berlaku bagi penyintas Covid-19 varian Omicron ? Kemudian, bisakah vaksin mencegah long Covid ?” kata Prof Zubairi Djoerban.
Ia menjelaskan panjang lebar atas pertanyaan tersebut.
“Varian Omicron baru terdeteksi pada November 2021. Jadi data dan bukti ilmiahnya belum begitu banyak,” terangnya mengawai penjelasan.
“Tapi sudah ada laporan penyintas varian Omicron mengalami long Covid. Ada, tapi angka kejadiannya belum banyak. Gejala yang sering ditemui adalah brain fog, beberapa nakes mengalami,” ujarnya.
Sebenarnya berapa lama virus SARS-CoV-2 ada di tubuh ?
Baca Juga: Dicoret FIFA dan UEFA dari Daftar Kompetisi Internasional, PSSI-nya Rusia Ajukan Banding
“Rata-rata dua minggu hilang. Habis dan selesai. Tidak ada lagi virusnya. Tapi pada pasien yang di ICU, virus bisa bertahan sebulan, setelah itu hilang,” papar Prof Zubairi Djoerban.
Kenapa pada long Covid gejalanya menetap lebih dari sebulan ?
Baca Juga: Ukraina dan Rusia Kembali Berunding di Belarus, Ini 3 Isu Utama yang Dibahas untuk Hentikan Perang
“Ternyata penyebab keluhan-keluhan itu bukan virusnya langsung. Ada beberapa teori. Misalnya timbul reaksi autoimun. Virus ini memacu kekebalan tubuh untuk salah bekerja,” pungkasnya. *