SLEMAN, harianmerapi.com - Pemerintah Kabupaten Sleman masih tetap menerapkan sistem Pembelajan Tatap Muka (PTM) meskipun kasus Covid-19 mengalami peningkatan.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa menegaskan, kasus siswa positif di salah satu sekolah swasta beberapa hari lalu bukan berawal tertular antar murid. Berdasarkan hasil penelusuran (tracing) diketahui salah satu siswa yang positif karena orang tuanya usai pergi ke luar kota.
"Kasus positif yang ditemukan ternyata karena tertular saat keluar daerah," kata Danang Maharsa," Minggu (30/1/2022).
Berdasarkan hasil tracing tersebut, hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Sleman masih tetap melaksanakan PTM 100 persen. Pertimbangan lain, kasus positif Covid-19 yang terjadi di salah satu sekolah swasta tersebut tidak terjadi di tempat pembelajaran lain.
"Kasusnya hanya di salah satu sekolah. Kalau PTM seratus persen kita hentikan, kasihan siswa yang sudah merasa senang dan nyaman belajar lagi di sekolah," ujar Danang.
Terkait kasus di sekolah swasta tersebut, Pemerintah Kabupaten Sleman dalam hal ini Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan beberapa instansi terkait akan terus berkoordinasi untuk mengambil langkah yang tepat terkait sistem pembelajaran di sekolah bersangkutan.
"Dinas Kesehatan bersama tim dari Puskesmas setempat terus melakukan traching. Hasilnya dapat menjadi acuan dalam mengambil kebijakan yang tepat. Apakah disekolah tersebut kembali menggunakan daring atau PTM," terang Danang.
Di sisi lain, sampai saat ini Pemkab Sleman masih memberi kelonggaran terhadap berbagai kegiatan masyarakat baik kesenian, kebudayaan maupun agenda lain. Apalagi setelah terdapat pelonggaran, geliat perekonomian mulai membaik, jangan sampai terpuruk kembali seperti saat diberlakukan pembatasan.
Begitu pula di sektor pariwisata termasuk event-event, Pemerintah Kabupaten Sleman tidak mengambil langkah membuat kebijakan baru meskipun angka kasus Covid-19 mengalami peningkatan.
"Kasus Covid-19 di Sleman meningkat bukan disebabkan oleh sektor pariwisata. Jadi masyarakat jangan dicampur aduk. Hanya saja, pelaku industri pariwisata, panitia penyelenggara event dan masyarakat harus tetap patuh protokol kesehatan agar tidak terjadi penularan maupun klaster baru," tegas Danang.*