harianmerapi.com – Dokter yang sekaligut pegiat media sosial (medsos) dr Andi Khomeini Takdir mengatakan kita mulai berhadapan dengan wave Omicron di akhir bulan Januari 2022.
Menurutnya, jika hitungannya mirip dengan yang terjadi di negara-negara yang sudah selesai menghadapinya 35-65 hari, maka wave atau gelombang Omicron di Indonesia akan turun di Februari-Maret 2022.
“Semua bagian dari sektor kesehatan semoga bisa diperkuat. Faskesnya, nakesnya, alkes, obat, oksigen, dll,” tulis dr Andi Khomeini dalam akun twitter pribadinya yang dikutip harianmerapi.com Selasa (25/1/2022).
“Vaksinasi kita mendekati 70 persen total populasi hari ini. Sistem kekebalan tubuh yang punya memori terhadap CoV mungkin sudah 90 persen penduduk,” lanjutnya.
“Kita bisa beralih dari status pandemi ke endemi setelah wave Omicron,” terang dr Andi Khomeini.
“Itu sudah masuk ranah politik dan butuh kesepakatan dan kemauan yang luar biasa besar antar semua stakeholder di negeri ini,” katanya lagi.
Baca Juga: Kekayaan Bukan Segalanya 9: Sudah Hamil Lebih Dulu, Terpaksa Dinikahkan
“Dokter dan tenaga kesehatan hanya perlu semua sarana dan prasarana yang tersedia,” ucapnya.
Unggahan dr Andi Khomeini banyak mendapat tanggapan dari netizen.
“Kalau sudah terprediksi, kenapa pintu2 masih dibuka, bukankah penyakit itu impor ?” tanya netizen.
Baca Juga: Diduga Keracunan Gas Karbondioksida, Lima Pekerja Kopra Tewas di Kapal Tugboat
“Wow, populasi yang divaksin baru 70 persen, yang punya antibodi 90 persen, yang rentan kena Omicron yang divaksin, karena penyintas lebih kebal terhadap varian,” sahut netizen lain.
“Gencarkan survei serologis, mudah-mudahan Omicron reda, sebaran antibodi bisa 100 persen. Pandemi bisa diakhiri,” saran netizen. *
