Sederet alasan memantapkan niat Pandu menjadi driver ojek online.
Selain sulit mencari pekerjaan, menjadi driver Gojek juga dinilainya mudah karena hanya bermodalkan motor, HP dan kemampuan berkendara disertai lisensinya.
"Bismillah saya cari rezeki di jalan. Pagi-pagi nganterin anak sekolah yang nggak punya motor. Saya layani orderan makanan juga," katanya.
Dalam sehari, Pandu bisa mendapatkan sedikitnya 15 trip dengan penghasilan kotor sekitar Rp150.000 sampai Rp250.000.
Baca Juga: Gojek Bantu Konsentrator Oksigen untuk Pemkab Sleman
Bila hujan, pendapatannya lebih banyak karena orderan bertambah sementara driver yang mau turun ke jalan berkurang.
"Sekarang malah keenakan di Gojek sambil ngumpulin modal buat istri buka usaha di rumah," katanya.
PHK akibat pandemi Covid-19 juga dirasakan Edi (50) warga Temon, Kulon Progo. Pabrik tempatnya bekerja bangkrut.
Di usianya yang sudah tak lagi muda, Edi memilih bergabung dengan Gojek.
"Dengan akun yang biasa, saya bisa dapat penghasilan sekitar Rp100.000 per hari, malah melebihi UMR di Kulon Progo dan DIY," katanya.
Dibantu aplikasi, para driver Gojek jauh lebih mudah mendapatkan penumpang dibandingkan tukang ojek pangkalan.
Karenanya, pekerjaan ini sering disebut sebagai penyelamat para korban PHK akibat pandemi Covid-19.
Terlebih, penghasilan yang dikantongi juga lumayan sehingga para kepala keluarga tetap bisa memberikan nafkah untuk orang-orang tercinta.
