YOGYA, harianmerapi.com – Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) #6 yang akan dilaksanakan 7 Oktober 2021 mendatang memiliki konsep yang sedikit berbeda dengan sebelumnya. Meski begitu konsep dasar WJNC tetap menjadi ruh pagelaran.
Tahun ini WJNC tidak lagi digelar secara langsung yang bisa disaksikan oleh masyarakat di lokasi. WJNC #6 digelar dengan tamu dan jumlah peserta terbatas.
Namun masyarakat bisa menikmati WJNC #6 melalui channel streaming yang sudah disiapkan. Sehingga WJNC tetap bisa menjadi bagian dari gelaran budaya masyarakat.
Kepala Bidang Pemasaran Hasil Wisata Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Jogja, Andrini Wiramawati menjelaskan secara teknis persiapan dalam menyelenggarakan WJNC #6 sudah mencapai 80-90 persen.
Baca Juga: WJNC #6: Puncak HUT ke-265 Kota Yogyakarta Ulas Cerita Pagebluk
“Kami menggandeng berbagai pihak agar tahun selanjutnya bisa menghadirkan inovasi baru yang disesuaikan dengan kondisi, agar ada warna baru di WJNC," ungkapnya.
Kegiatan di masa pandemi, Dispar berupaya mengemas acara tersebut dengan protokol kesehatan ketat. Ada tampilan yang sedikit berbeda untuk memaknai peringatan HUT Kota Jogja di masa pagebluk, namun tetap dengan filosofi WJNC yang khas dan kuat.
Masing-masing kemantren nantinya dibagi ke dalam empat zona atau panggung yang berisi tiga sampai empat penampil dari perwakilan kemantren di masing-masing zona.
Pada zona satu, ada penampil dari Umbulharjo, Pakualaman dan Jetis dengan tema Indraprastha yang bernuansa megah dan romance (percintaan).
Baca Juga: Alhamdulillah, Ribuan Lansia di Kota Yogya Terima Bantuan Rp 180 Ribu Per Bulan Selama Setahun
“Panggung kedua ada perwakilan dari Kraton, Gondomanan, Mantrijeron, serta Mergangsan dengan tema Poncowati. Menyuguhkan tragedi yang divisualisasikan lewat penampilan ksatria, panah atau cakra,” terangnya.
Pada panggung ketiga tema yang diangkat adalah Hastinapura atau komedi. Penampil dari Kotagede, Gondokusuman dan Danurejan yang nantinya bakal mengusung konsep kurawa, raksasa dan jin dalam acara ini.
Sementara di zona empat temanya adalah Kahyangan, bernuansa percintaan agung. Di sini akan ada penampil berkostum dewa, bidadari, figur hewan dan lokananta (gamelan) dengan penampil dari Ngampilan, Gedongtengen, Tegalrejo dan Wirobrajan.
Salah satu koordinator penampil dari Kemantren Kotagede, Hendi Setyo Yulianto mengaku sudah melakukan sejumlah persiapan. Dalam gelaran itu, ia mendapat tema Hastinapura yang dikreasikan lewat tarian karnaval.
Baca Juga: Kado Indah di Hari Ulang Tahun, Pemkot Yogya Siap Deklarasi Tuntas Vaksin 7 Oktober 2021
Koreografi akan bercerita soal kerajaan Astina yang dibawakan oleh sosok Buto (raksasa) dengan wujud wanita jelita. Menurut Hendi, aliran postmodern yang menjadi wajah WJNC membuat karya-karya yang ditampilkan mesti bertabrakan dari pakem.