Presiden Joko Widodo Ingatkan Persoalan Energi dan Iklim dalam Forum Pertemuan MEF

photo author
- Sabtu, 18 September 2021 | 07:52 WIB
 Presiden Joko Widodo menghadiri pertemuan Major Economies Forum on Energy and Climate (MEF) 2021 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/9/2021) malam.  (ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden.)
Presiden Joko Widodo menghadiri pertemuan Major Economies Forum on Energy and Climate (MEF) 2021 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/9/2021) malam. (ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden.)


JAKARTA, harianmerapi.com - Presiden Jokowi menyampaikan bahwa saat ini dunia tengah menghadapi situasi sulit dalam sejumlah sektor, termasuk sektor energi dan iklim.


Atas situasi sulit tersebut, Presiden mengatakan tidak dapat ditangani oleh satu negara saja, melainkan dibutuhkan aksi bersama dalam skala global.


Demikian pidato Presiden Jokowi saat menghadiri pertemuan Major Economies Forum on Energy and Climate (MEF) 2021 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/9/2021) malam.

Baca Juga: SKK Migas Kerja Sama dengan Pemkot Solo Kembangkan Pendidikan dan Riset

Sebagaimana keterangan tertulis yang diterima dari Biro Pers Sekretariat Presiden, di Jakarta, Sabtu (18/9/2021) pagi, Presiden Jokowi menjadi satu dari sepuluh kepala negara atau kepala pemerintahan yang mengikuti forum tersebut.

“Kredibilitas, khususnya aksi konkret, sangat krusial,” ujar Presiden.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden menyampaikan komitmen Indonesia untuk berkontribusi dalam menghadapi situasi sulit tersebut.

Baca Juga: Atta Halilintar Mengaku Habis Kesabaran Sehingga Laporkan Youtuber Savas Fresh ke Polisi

Dari sektor energi, Presiden menyampaikan Indonesia telah mencanangkan transformasi menuju energi baru dan terbarukan, serta akselerasi ekonomi berbasis teknologi hijau pada bulan Agustus lalu.

“Untuk mewujudkan transformasi ini, kami telah menyusun strategi peralihan pembangkit listrik dari batu bara ke energi baru terbarukan, mempercepat pembangunan infrastruktur energi baru terbarukan yang didukung pelaksanaan efisiensi energi, meningkatkan penggunaan biofuels, dan mengembangkan ekosistem industri kendaraan listrik,” tuturnya.

Selain itu, Presiden mengungkapkan bahwa Indonesia telah menargetkan netral karbon (Net Zero) pada tahun 2060 dengan kawasan percontohan yang masih terus dikembangkan.

Baca Juga: Pele Dilaporkan Kembali Masuk ICU Setelah Operasi Pengangkatan Tumor Usus

“Termasuk pembangunan Green Industrial Park seluas 20 ribu hektare, terbesar di dunia, di Kalimantan Utara,” ungkap Presiden.

Terkait transisi energi, Presiden menuturkan bahwa kemitraan global sangat diperlukan karena transisi energi bagi negara berkembang membutuhkan pembiayaan dan teknologi yang terjangkau.

“Kami membuka peluang kerja sama dan investasi bagi pengembangan bahan bakar nabati, industri baterai litium, kendaraan listrik, teknologi carbon, capture, and storage, energi hidrogen, kawasan industri hijau, dan pasar karbon Indonesia,” jelasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X