BANTUL, harianmerapi.com - Musim kemarau berjalan beberapa bulan menyebabkan sejumlah wilayah di Bantul mulai dilanda kekeringan. Kondisi yang selalu terjadi setiap tahun ini membuat warga di lokasi kekeringan menggantungkan pasokan air bersih dari tangki untuk memenuhi kebutuhannya.
Kekeringan ini dialami oleh warga di Pedukuhan Dermo Jurang, Kalurahan Seloharjo, Kapanewon Pundong, Bantul. Alhasil kebutuhan air bersih 300 kepala keluarga (KK) di wilayah ini harus dipenuhi menggunakan mobil tangki.
Lurah Seloharjo, Marhadi Badrun menyebut droping air yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Bantul sudah berlangsung selama 3 hari terakhir.
Baca Juga: Banyak Warga Ritual Bulan Suro di Lokasi Penemuan Rantai Raksasa
"Saat ini sudah ada sekitar 10 tangki, 2 tangki dari BPBD di drop kemarin," ujarnya, Jumat (3/9/2021).
Menurut Badrun, jumlah pasokan air tersebut sudah dapat mengatasi krisis air bersih untuk sementara. Apabila dalam perkembangannya nanti stok air bersih menipis, pihaknya meminta warga berkoordinasi dengan kalurahan. Nantinya kalurahan akan mengajukan bantuan air bersih ke BPBD Bantul.
"Pokoknya, kalau kurang tinggal bilang. Nanti kami mintakan droping lagi," tegasnya.
Baca Juga: Kabupaten Sukoharjo Juara Pertama JDIH Jawa Tengah 2021
Badrun mengakui kondisi kekurangan air bersih yang dialami oleh warga padukuhan Dermo Jurang adalah persoalan tahunan. Setiap musim kemarau datang, kawasan tandus tersebut selalu kekurangan air bersih.
Pihaknya telah membangun sebuah sumur bor tahun 202 0 yang lalu, namun keberadaannya ternyata tidak cukup mengatasi kelangkaan
air bersih ketika kemarau.
"Sudah ada sumur bor, tapi kebutuhan air bersih belum tercukupi," keluhnya.
Baca Juga: Jamasan Pusaka Bantul, Bupati: ASN Harus Bersih Jangan Sampai Kualat
Sebelum ada sumur bor, kebutuhan air bersih di wilayah itu selama musim kemarau bisa mencapai 150 tangki. Badrun memprediksi tahun ini kebutuhan air bersih melalui mobil tangki tidak akan sebanyak sebelumnya dengan adanya sumur bor.
"Sementara kami maksimalkan 10 tangki yang ada dan sumur bor di sana," ungkapnya.
Sementara, Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto mengungkapkan hingga akhir Agustus yang lalu memang belum ada permintaan pasokan air bersih.