internasional

Shanghai Dilockdown, Warga Kreatif Gunakan NFT Rekam Masa-masa Sulit

Rabu, 4 Mei 2022 | 10:45 WIB
NFT yang bertajuk "POPaganda" sebuah koleksi yang diciptakan oleh desainer grafis Simon Fong menggambarkan kondisi "lockdown" di Shanghai akibat COVID-19, karya ini dapat ditemukan di platform pembelian NFT global OpenSea. (ANTARA/REUTERS/FLORENCE LO)



JAKARTA, harianmerapi.com - Di tengah suasana pandemi, masyarakat di Shanghai memanfaatkan blockchain untuk merekam dan mengabadikan masa- masa lockdown Covid-19. Shanghai di-lockdown selama satu bulan.


Masa lockdown justru dimanfaatkan masyarakat untuk membuat konten-konten kreatif.
Mereka menciptakan video, foto, hingga karya seni dalam bentuk Non Fungible Token (NFT) agar mereka bisa menggambarkan masa- masa berat di Negeri Tirai Bambu dan terhindari dari penyensoran dan penghapusan konten oleh otoritas setempat.

Seperti dikutip dari Reuters pada Rabu, aksi itu dilakukan masyarakat karena ketatnya lockdown menyebabkan mereka tidak dapat meninggalkan rumah mereka selama berminggu- minggu.

Baca Juga: Lelaki Hidung Belang Kena Batunya, Dapat Kenalan Janda Muda tanpa Anak tapi Saat Dikencani Ternyata....

Sebanyak 25 juta penduduk di Shanghai telah melepaskan rasa frustrasi mereka secara daring, melampiaskan emosi memuncak akibat kesulitan mendapatkan logistik hingga layanan kesehatan yang layak selama masa lockdown.

Layaknya "kucing dan tikus" bermain, hal itu yang kini dirasakan masyarakat dengan Pemerintah China yang dalam masa lockdown ini juga menegaskan akan meningkatkan pengawasan internet dan obrolan grup mengenai masalah lockdown.

Tim sensor itu memburu masyarakat yang dinilai menyebarkan rumor dan memicu perselisihan agar publik bereaksi keras terhadap lockdown.

 Baca Juga: 228 Kasus Hepatitis Misterius pada Anak di 20 Negara, Ini Penyebab Utamanya

Konten- konten yang menggambarkan parahnya kondisi "lockdown" di Shanghai akhirnya mendorong pegiat konten kreatif beralih ke pasar NFT seperti OpenSea.

Peralihan itu didasarkan pada fakta bahwa NFT akan terekam di blockchain dan tentunya tidak dapat dihapus.

Puncak momen "lockdown" Shanghai berakar pada 22 April, ketika warganet mereka berjuang melawan sensor semalaman untuk membagikan video enam menit berjudul "The Voice of April", sebuah montase suara yang direkam selama masa lockdown di Shanghai.

Pada hari Senin (2/5), diketahui ada 786 item berbeda yang terkait dengan video tersebut dapat ditemukan di OpenSea, bersama ratusan NFT lainnya terkait dengan penguncian di Shanghai.

Baca Juga: Festival Balon Udara di Wonosobo, Polisi Diterjunkan ke Lokasi, Begini Suasananya

Nampaknya tren itu bermula dari seorang pengguna Twitter China dengan nama imFong mengunggah cuitan yang di-retweet secara luas, "Saya telah mencetak video 'Voice of April' menjadi NFT dan telah membekukan metadatanya. Video ini akan ada selamanya di IPFS," katanya.

Seperti kebanyakan media sosial dan platform berita asing utama, Twitter diblokir di China, meskipun penduduk dapat mengaksesnya menggunakan VPN.

Halaman:

Tags

Terkini