PURWOREJO, harianmerapi.com – Desa Kroyo, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo sudah lama dikenal sebagai sentra produksi bedug.
Cikal-bakal bedug produk Desa Kroyo Gebang Purworejo adalah seorang mendiang tokoh perajin bernama H Chudori.
Kini usaha kerajinan bedug produk Desa Kroyo Gebang Purworejo diteruskan oleh pewaris almarhum H Chudori, yakni Fauzi dan Taufik.
Baca Juga: Puasa Ramadhan untuk Membuang Nafsu ke-Aku-an
Memasuki bulan Ramadhan tahun 2022, perajin bedug dan rebana dari kayu utuh “H Chudori” di Desa Kroyo, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, banjir orderan reparasi.
Orderan datang dari takmir masjid dan grup rebana yang memilih memperbaiki bedug dan alat musik rebana ketimbang membuat yang baru.
Fauzi mengatakan, pesanan bedug baru untuk Ramadhan tahun 2022 dirasa menurun dibandingkan sebelum pandemi.
Baca Juga: Kejadian Horor Menyelesaikan Tugas Kampus di Ruang Laborat Komputer, Malah Menemui Hal Mengerikan
“Belum normalnya situasi ekonomi sebagai imbas pandemi, saya nilai menyebabkan masyarakat lebih memiliki mereparasi ketimbang membuat yang baru,” katanya kepada Harian Merapi, Senin (19/4/2022).
Menurutnya, kondisi 2 tahun lalu berbeda dibandingkan ketika pandemi tiba.
Ketika itu, katanya, orderan membuat bedug baru banyak yang datang ke sentra usaha di Desa Kroyo Gebang itu.
Dulu, lanjutnya, setiap Ramadhan kerajinan bedug “H Chudori” Desa Kroyo Gebang mendapat pesanan hingga 7 unit.
“Sekarang ini hanya dapat 3 pesanan bedug baru, lebih banyak yang melakukan perbaikan ketimbang buat baru," ungkapnya.