KARANGANYAR, harianmerapi.com - SMK Negeri Jatipuro Karanganyar Jawa Tengah mengembangkan metode project based learning (PBL) pada sistem edukasi sekolah vokasinya. Penerapannya merata di tiga jurusannya.
Kepala SMKN Jatipuro Sri Eka Lelana mengatakan metode pembelajaran tersebut dikembangkan sekolah melalui para pengajar dan tenaga kependidikannya.
Metode itu terbukti memberikan pengaman belajar variatif dan menyenangkan bagi peserta didik.
Baca Juga: Teliti Tanah dan Lingkungan dalam Dimensi Qur'ani, Rektor UMY Dikukuhkan Sebagai Guru Besar
"Sejalan dengan kebijakan merdeka belajar yang di programkan oleh Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Riset Dan Teknologi. Untuk memberikan pengalaman secara langsung tentang berbagai ilmu dan keterampilan," katanya, Senin (28/3/2022).
PBL dimulai dengan mapel produktif Tata Busana untuk kelas XI Tata Busana yang dilaksanakan pada bulan Pebruari 2022.
Pada kesempatan ini siswa kelas XI Tata Busana ditugaskan untuk membuat baju sampai pada penjualan.
Siswa ditugaskan dari membuat desain, membuat pola, memotong, menjahit dan melabel harga. Setiap siswa didampingi dua guru pendamping.
Selanjutnya PBL diberlakukan untuk mata pelajaran Produk kreatif dan Kewirausahaan (PKKWU) kelas XI dan XII.
Pada mapel ini siswa ditugaskan untuk membuat satu meja dan kursi taman dengan bahan sampah plastik (ecobrick), sampah kayu dan sampah logam.
Baca Juga: Legendarisnya Warung Nasi Goreng di Bawah Pohon Asam Salatiga Jawa Tengah
Pembelajaran ini diikuti oleh 20 kelas atau 697 siswa secara berkelompok. Setiap kelas wajib membuat satu set meja kursi taman.
Pada pembelajaran ini difokuskan pada pembuatan meja kursi taman dari sampah plastic (ecobrick) dengan harapan dapat meminimalisir sampah plastik dengan media botol plastik yang diisi penuh dengan sampah plastik lainnya.