Teliti Tanah dan Lingkungan dalam Dimensi Qur'ani, Rektor UMY Dikukuhkan Sebagai Guru Besar

photo author
- Minggu, 27 Maret 2022 | 06:00 WIB
Rektor UMY bersama Dirjen Dikti Kemdikbudristek, Prof Nizam (sisi kiri) dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir.  (Foto: Dok BHP UMY)
Rektor UMY bersama Dirjen Dikti Kemdikbudristek, Prof Nizam (sisi kiri) dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir. (Foto: Dok BHP UMY)

BANTUL, harianmerapi.com- Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof Dr Ir Gunawan Budiyanto MP IPM secara resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Ilmu Tanah.

Orasi Ilmiah pengukuhan Guru Besar disampaikan Prof Gunawan dalam Sidang Senat Terbuka di Ruang Sidang Gedung AR Fachruddin B UMY, Sabtu (26/3/2022).

Guna mencapai jabatan akademik tertinggi tersebut, ia melakukan penelitian bertajuk Telaah Tanah dan Lingkungan dalam Dimensi Qur’ani.

Baca Juga: Petung Jawa Weton Minggu Pahing 27 Maret 2022, Pandai Bicara, Baik Budi, Rajin Bekerja

“Tanah merupakan kunci dari ekosistem manusia, sehingga dibutuhkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana proses evolusi dapat terjadi dari waktu ke waktu.

Tanah sendiri bukanlah benda mati, melainkan sebuah sistem yang melibatkan proses fisik, kimia, dan biologi,” ungkap Prof Prof Gunawan dalam orasi ilmiahnya.

Dalam dimensi ruang dan waktu, lanjutnya, tanah adalah benda bentukan alam yang berada pada kedudukan tertentu dan berproses dari waktu ke waktu. Sementara dalam dimensi Qur’ani, tanah merupakan anugerah Allah SWT bagi semua makhluk yang ada di dalam biofer.

Tentang hal ini antara lain ada dalam Alquran seperti Al-A’raf : 10 dan Al-Hijr : 20.

Baca Juga: Hadapi Puncak Mudik 2022, Ini Dua Opsi yang Disiapkan Kemenhub untuk Mengatasi Kemacetan

Ditambahkan Prof Gunawan, Alquran telah menegaskan, tanah adalah sebagai tempat tinggal manusia, dan selama hidupnya manusia tidak dapat dipisahkan dari tanah dan lingkungan serta unsur-unsur tanah.

Alquran juga menyebutkan, bumi adalah tempat yang memberikan sumber penghidupan dan kemapanan bagi manusia, oleh karenanya manusia dilarang berbuat kerusakan di muka bumi.

Sebagai rahmat Allah yang dapat digunakan sebagai sumber kemakmuran, tanah sepenuhnya merupakan hak milik Allah, manusia bukanlah makhluk pencipta namun pemanfaat.

“Pemanfaatannya sebaiknya semata-mata untuk melaksanakan ibadah dan meningkatkan ketakwaan manusia kepada Allah SWT,” tutur Prof Gunawan.

Baca Juga: Khasiat Awar-awar untuk Menangkal Racun Bisa Ular dan Mengatasi Gatal atau Bisul

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X