HARIAN MERAPI - Ratusan Kepala Keluarga (KK) di empat desa di tiga kecamatan di Kabupaten Sukoharjo kekurangan air bersih dampak musim kemarau.
Jumlah KK kekurangan air bersih diperkirakan terus bertambah seiring puncak fenomena alam El Nino atau peningkatan suhu udara para Agustus dan September. Cuaca panas juga sangat mempengaruhi penurunan debit air sumur warga.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Rabu (9/8/2023) mengatakan, BPBD Sukoharjo mencatat ada empat desa di tiga kecamatan yang diketahui sudah mengalami kekeringan dampak musim kemarau. Akibatnya warga kekurangan air bersih dan terpaksa meminta bantuan ke Pemkab Sukoharjo.
Data BPBD Sukoharjo diketahui sampai akhir bulan Juli 2023 wilayah terdampak kekeringan akibat kemarau El Nino meliputi Desa Kamal Kecamatan Bulu, Desa Jatingarang Kecamatan Weru, Desa Alasombo Kecamatan Weru dan Desa Watubonang Kecamatan Tawangsari. Warga di empat desa di tiga kecamatan tersebut sudah mengalami kekurangan air bersih sejak bulan Juli lalu.
Bantuan air bersih kemudian dikirim oleh Baznas Sukoharjo dan Relawan Weru. Total ada sebanyak 15 truk tangki berisi air bersih sudah dikirim ke warga di empat desa di tiga kecamatan terdampak kekeringan. Rinciannya, 7 truk tangki air bersih dikirim ke wilayah Kecamatan Bulu, 2 truk tangki ke Kecamatan Tawangsari dan 6 truk tangki ke Kecamatan Weru.
Pengiriman air bersih sudah terlaksana dimulai sejak tanggal 19 Juli sampai 31 Juli 2023. Secara keseluruhan total ada 60.000 liter air bersih telah dibagikan gratis ke warga.
Baca Juga: UAD Gandeng SMA Muhi Yogyakarta Laksanakan Penelitian Internasional
"Sudah ada desa yang mengalami kekeringan dan berdampak warga kekurangan air bersih. Bantuan sudah didistribusikan dan diterima warga berdasarkan data per Juli 2023," ujarnya.
BPBD Sukoharjo sebelumnya sudah melakukan pemantauan penuh di wilayah rawan kekeringan yang berdampak pada warga kekurangan air bersih. Hal ini dilakukan menyusul adanya fenomena alam El Nino.
"Warga yang kekurangan air bersih tersebut sebelumnya sudah kami pantau dan memang desa tersebut masih rawan kekeringan saat kemarau setiap tahun. Apalagi tahun ini ada El Nino," lanjutnya.
Ariyanto Mulyatmojo mengatakan, sebanyak 17 desa dengan tingkat rawan kekeringan tinggi saat musim kemarau berada di tiga kecamatan di wilayah selatan Kabupaten Sukoharjo meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu.
Baca Juga: Puluhan Pendidik di Salatiga Ikut Kompetisi Paduan Suara, Siswanya Menjadi Suporter
Kekeringan terjadi rutin saat musim kemarau setiap tahun. Hal tersebut terjadi karena karakteristik geografis wilayah berupa perbukitan kering. Cuaca panas berdampak pada kondisi sumur warga mengalami penurunan debit air drastis.
Data BPBD Sukoharjo diketahui wilayah rawan kekeringan tinggi di Kecamatan Weru meliputi Desa Karangtengah, Desa Karangwuni, Desa Krajan, Desa Jatingarang, Desa Karanganyar, Desa Alasombo, Desa Karangmojo, Desa Weru, Desa Karakan, Desa Tegalsari, Desa Tawang dan Desa Ngreco. Wilayah Kecamatan Bulu kerawanan kekeringan tinggi di Desa Kamal, Desa Kunden, Desa Puron. Sedangkan di Kecamatan Tawangsari wilayah rawan kekeringan tinggi di Desa Watubonang dan Desa Pundungrejo.