solo

Mengenal program mandiri air yang digagas SAR Sukoharjo

Kamis, 25 Mei 2023 | 20:25 WIB
Dokumen: Warga melintasi jalan lama penghubung Kecamatan Eromoko dengan Baturetno di area Waduk Gajah Mungkur yang mengalami penyusutan debit air akibat kemarau di Wonogiri, Jawa Tengah, Selasa (4/9). Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, sebanyak 31 desa di tujuh kecamatan di Kabupaten Wonogiri dilanda kekeringan sejak April lalu dan diprediksi akan berlangsung hingga November mendatang. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

HARIAN MERAPI - Search and rescue (SAR) Sukoharjo meminta kepada Pemkab Sukoharjo membuat program jangka panjang mandiri air baik untuk pertanian maupun memenuhi konsumsi rumah tangga.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi perubahan fenomena alam yang sulit diprediksi. Salah satunya seperti ancaman El Nino atau peningkatan suhu udara yang berdampak pada kekeringan.

Wakil Komandan SAR Sukoharjo Muklis, Kamis (25/5/2023) mengatakan, program jangka panjang mandiri air sampai ditingkat desa dan kelurahan harus dilakukan sejak sekarang. Hal itu dilakukan mengingat air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus terpenuhi.

Baca Juga: Membangun etos kerja dalam Islam

Pemenuhan kebutuhan air dilakukan disegala bidang. Muklis mencontohkan baik untuk sektor pertanian, peternakan sampai memenuhi kebutuhan air bersih rumah tangga warga.

"Selama ini kita disibukan hanya dalam penanganan banjir saat musim hujan dimana air sangat melimpah dan justru dibuang begitu saja. Sedangkan saat kemarau kondisi kering dan disibukan dengan kegiatan droping air bersih ke wilayah terdampak kekeringan. Harus disiapkan program jangka panjang mandiri air sampai ditingkat desa dan kelurahan dimana kita memanen air hujan dan menggunakannya saat kemarau," ujarnya.

SAR Sukoharjo meminta kepada Pemkab Sukoharjo bisa memulai program jangka panjang mandiri air sejak sekarang dengan menunjuk salah satu desa atau kelurahan sebagai percontohan. Penunjukan tersebut diharapkan dapat diikuti desa dan kelurahan lain.

Baca Juga: 5 Tanaman air penghias kolam, penyejuk suasana rumah di musim kemarau, salah satunya teratai

Muklis menjelaskan, salah satu bentuk program jangka panjang bisa dilakukan Pemkab Sukoharjo dengan membuat tempat penampungan air maupun sumber air. Bentuknya seperti waduk, embung maupun sumur dalam. Tempat tersebut diharapkan dapat menampung air dalam jumlah banyak dan dapat digunakan pada saat dibutuhkan musim kemarau.

"Ditingkat pemerintah bisa membuat tempat tampungan air besar seperti waduk, embung dan sumur dalam. Di desa dan kelurahan bisa saja buat sumur dalam maupun tempat penampungan air dimana ditujukan untuk memanen air saat hujan dan digunakan saat kemarau," lanjutnya.

Muklis memaklumi untuk menyiapkan program tersebut membutuhkan dana sangat besar. Namun apabila dapat direalisasikan maka bisa digunakan untuk kepentingan masyarakat. Disisi lain dapat menghemat anggaran pada saat musim kemarau.

"Saat kemarau banyak dana digunakan untuk droping air. Itu bisa dihemat apabila di desa rawan kekeringan sudah punya program mandiri air seperti memiliki sumur dalam, embung dan lainnya," lanjutnya.

Baca Juga: Viral video mesum 47 detik, Bareskrim terima laporan Rebecca Klopper terkait penyebaran video

Pemkab Sukoharjo siapkan dua proyek besar pembangunan embung dengan total anggaran Rp 1 miliar. Keberadaan embung penting untuk menjamin pemenuhan kebutuhan air khususnya sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Termasuk membantu cadangan air bersih masyarakat dan penampungan mengatasi banjir.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno, mengatakan, Pemkab Sukoharjo mengambil kebijakan sendiri langsung turun menyediakan anggaran proyek pembangunan embung di dua lokasi pada tahun 2023 ini. Kedua lokasi tersebut berada di Desa Pandeyan Kecamatan Grogol dan Desa Kedungwinong Kecamatan Nguter.

Halaman:

Tags

Terkini