HARIAN MERAPI - Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-31 Tahun 2025 Tingkat Kota Yogyakarta berlangsung di tiga tempat, akhir pekan kemarin.
Selain di kompleks Balaikota Yogyakarta, ada pula yang dilaksanakan di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Yogyakarta dan SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta.
Namun, saat rangkaian acara prosesi pembukaan (pagi) dan penutupan (sore), MTQ XXXI-2025 Tingkat Kota Yogyakarta dilaksanakan di kompleks Balaikota Yogyakarta.
Baca Juga: Tegas, Pemerintah Tutup Dapur MBG yang Sebabkan Keracunan
Prosesi pembukaan secara simbolis ditandai dengan pemukulan gong oleh Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo. Sedangkan prosesi penutupan oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan sekaligus menyerahkan trofi juara umum.
“Alhamdulillah, MTQ ke-31 tingkat Kota Yogyakarta bisa berlangsung lancar dan sukses. Kegiatan seperti ini merupakan bagian dari menumbuhkan spirit Qur’ani dalam kehidupan masyarakat,” paparnya.
Selain itu, Wawan berharap, pelaksanaan MTQ juga dapat menjadi ajang saling silaturahmi hingga pembelajaran. Khususnya bagi peserta juga sebagai upaya kian mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Baca Juga: Berbagai penyebab keretakan hubungan suami istri dalam keluarga
“Jangan hanya terpaku pada menang atau kalah. Semoga juga bisa semakin terus termotivasi untuk mencintai dan mengamalkan Alquran di kehidupan sehari-hari,” tuturnya.
Hal senada dipaparkan Kepala Kantor Kemenag Kota Yogyakarta, Ahmad Shidqi, MTQ bukan sekadar ajang kompetisi, namun juga mendorong implementasi nilai-nilai ajaran Alquran termasuk dalam menjaga lingkungan hidup.
Sehingga, MTQ ke-31, pada tahun ini mengusung tema, “Menumbuhkan Spirit Qur’ani untuk Kota Yogyakarta yang Hijau, Bersih dan Berkelanjutan.”
Bahkan, sejalan pula dengan program Pemkot Yogyakarta maupun Kemenag Kota Yogyakarta dengan program bertajuk Ekoteologi, yaitu bagaimana nilai agama membimbing masyarakat peduli terhadap kelestarian lingkungan.
Suatu hal menggembirakan pula, sebut Ahmad, seluruh Kemantren se-Kota Yogyakarta mengirimkan peserta atau kafilah terbaiknya melalui koordinasi KUA dan panitia di wilayah.
“Partisipasi masyarakat dari anak-anak dan remaja cukup tinggi, sehingga bisa menjadi modal penting untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda kepada Alquran sekaligus memperkuat pendidikan agama di Kota Yogyakarta,” tegasnya.