solo

Waspadai bencana alam, BPBD Sukoharjo percepat pembentukan Destana di 167 desa dan kelurahan

Senin, 8 September 2025 | 16:45 WIB
Bupati Sukoharjo Etik Suryani saat membuka kegiatan percepatan pembentukan Destana. (Dok. Pemkab Sukoharjo)

HARIAN MERAPI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo percepat pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) di 167 desa dan kelurahan di Kabupaten Sukoharjo.

Percepatan tersebut dilakukan sebagai antisipasi datangnya bencana alam yang terus mengancam dampak perubahan cuaca ekstrem.

Program percepatan pembentukan Destana dilakukan dengan melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, pemerintah kecamatan, desa dan kelurahan. Kegiatan digelar di Auditorium Lantai 10 Gedung Menara Wijaya, Pemkab Sukoharjo, Senin (8/9).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, mengatakan, percepatan pembentukan Destana dilakukan untuk mendukung program setelah keberadaan kecamatan tangguh bencana (Kencana) di 12 kecamatan.

"Artinya 12 kecamatan sudah terbentuk Kencana dan ditingkat desa dan kelurahan belum semua membentuk Destana. Karena itu dilakukan program percepatan dengan melibatkan OPD terkait mengingat sesuai kebijakan Pemkab Sukoharjo tahun 2026 nanti di 167 desa dan kelurahan sudah terbentuk Destana," ujarnya.

Baca Juga: Kasus ibu tewas bunuh diri usai racuni dua anaknya di Bandung tinggalkan surat wasiat

Data BPBD Sukoharjo dari 167 desa dan kelurahan di Kabupaten Sukoharjo hingga saat ini belum ada 50 persen yang sudah membentuk Destana. BPBD Sukoharjo akan memaksimalkan sisa waktu empat bulan berjalan hingga akhir tahun 2025 ini untuk merealisasikan target Pemkab Sukoharjo semua desa dan kelurahan sudah membentuk Destana.

"Kenapa begitu lama prosesnya karena pihak desa dan kelurahan masih menganggap wilayahnya aman dari banjir karena jauh dari Sungai Bengawan Solo. Padahal tidak harus menunggu terjadi bencana alam dulu tapi lebih diutamakan membentuk Destana karena bencana alam bisa datang kapan saja misalnya seperti angin kencang yang dapat merusak bangunan dan pohon tumbang," katanya.

BPBD Sukoharjo pada tahun 2025 ini berharap ada penambahan jumlah Destana signifikan. Sebab tahun 2026 mendatang ditargetkan sebanyak 167 desa dan kelurahan sudah membentuk Destana.

"Penambahan jumlah Destana didasari kesadaran pemerintah desa dalam kewaspadaan bencana alam," lanjutnya.

BPBD Sukoharjo rutin turun ke desa dan kelurahan memberikan pendampingan dan sosialisasi untuk mempercepat pembentukan Destana.

Baca Juga: Sambutan Hangat untuk 152 Mahasiswa Baru Teknik Lingkungan UII

Ariyanto menjelaskan, sebanyak 40 Destana yang sudah terbentuk didominasi di wilayah rawan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Desa tersebut berada disepanjang aliran sungai dan perbukitan. Sedangkan desa dan kelurahan lain belum membentuk Destana karena masih beranggapan wilayahnya masih aman dan belum tersentuh bencana alam.

"Tidak harus rawan bencana alam banjir dan tanah longsor saja. Tapi juga desa rawan bencana alam angin kencang harus membentuk Destana. Tidak harus menunggu bencana alam datang dulu, tapi mengantisipasi dengan membentuk Destana lebih awal itu penting sebagai kewaspadaan," lanjutnya.

Bupati Sukoharjo Etik Suryani mengatakan, dalam rangka melaksanakan amanat Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan untuk mewujudkan Visi dan Misi Bupati–Wakil Bupati Sukoharjo Tahun 2025–2030 melalui program unggulan Peningkatan Ketahanan Daerah terhadap Bencana, diperlukan langkah strategis untuk memperkuat sistem penanggulangan bencana berbasis wilayah. Salah satu upaya yang relevan dan efektif adalah percepatan pembentukan Destana.

Halaman:

Tags

Terkini