Pihak yang juga disoroti Edwi berperan dalam mewujudkan aksi damai adalah Pemerintah DIY serta aparat TNI-Polri dalam melakukan pendekatan preemtif melalui dialog terbuka dengan perwakilan mahasiswa dan organisasi masyarakat.
Saat unjuk rasa berlangsung, pengamanan dilakukan tidak terlalu ketat, menjadi representasi dari pendekatan humanis dan bukan represif.
"Keempat, peran media sosial tidak bisa diabaikan. Berbagai hashtag #DemoYogyaKondusif dan #YogyaDamai didominasi oleh pesan-pesan perdamaian. Selain itu, media mainstream juga melaporkan secara berimbang, menghindari sensasionalisme yang dapat memicu kepanikan," pungkas Edwi.
Diberitakan sebelumnya, unjuk rasa Yogyakarta digelar mahasiswa dan masyarakat di dua lokasi, yakni Bundaran UGM dan DPRD DIY.
Baca Juga: Polda DIY pulangkan 23 pelajar yang diamankan pada saat kerusuhan
Aksi unjuk rasa besar-besaran ini sempat dikhawatirkan ricuh, mengingat adanya korban jiwa dalam demonstrasi di Mapolda DIY sebelumnya.
Namun ternyata, unjuk rasa berlangsung damai, tertib dan aman tanpa ada kericuhan. *