HARIAN MERAPI - Keluarga Besar Trah Haji Ishak mengadakan Syawalan Trah Kamis, 3 April 2025 M/4 Syawal 1446 H di Desa Panjangsari, Gombong, Kebumen, Jawa Tengah.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memepererat tali persaudaraan atau ”ngumpulke balung pisah”, serta untuk menyemarakkan tradisi Lebaran di bulan Syawal 1446 H,
Hadir di Syawalan Trah tersebut ada sepuluh keluarga besar. Masing-masing Keluarga Besar Bu De Juminah, Keluarga Besar Bu De Puji, Keluarga Besar Bu De Sukijah, Keluarga Besar Pujo Sukirto, Keluarga Besar H. Suratman Jakarta.
Baca Juga: Hikmah dan manfaat silaturahim dan saling bermaaf-maafan di bulan Syawal
Keluarga Besar Ibu Karsini, Keluarga Besar Bapak Suroso Jombang dan Surabaya, Keluarga Besar Bapak Arso Utomo, Keluarga Besar Bapak Sumpeno, dan Keluarga Besar Bapak Sularso Karang Anyar.
Syawalan Trah H. Ishak menghadirkan pembicara Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, yang juga sebagai Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) DIY serta anggota Paguyuban Trah H. Ishak.
Dalam ceramahnya, Khamim membahas materi tentang Al-Mukminun ayat 115 dan sejarah hidup manusia (Ngelmu Sangkan Paraning Dumadi) menurut Tembang Macapat yang terdiri atas 11 tembang; yakni:
1. Maskumambang (ruh dan kandungan), 2. Mijil, 3. Sinom, 4. Kinanthi untuk mencari jati diri, 5. Asmaradhana, 6. Gambuh,7. Dhandhang gula (masa kesuksesan), 8. Durma (banyak berderma), 9. Pangkur (masa uzlah), 10. Megatruh, dan 11. Pucung.
Baca Juga: KAI Service Buka Lowongan Pramugara dan Pramugari Kuota 1.100 Orang, Catat Syaratnya
Surat Al-Mukminun ayat 115: “Apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”
Ayat ini menerangkan bahwa keingkaran para penghuni neraka tentang adanya hari kebangkitan berkaitan dengan keyakinan mereka bahwa kehidupan berakhir dengan kematian,
sehingga Allah perlu mengingatkan mereka dengan pertanyaan, “Apakah mereka menyangka bahwa mereka Kami ciptakan dengan main-main, dibiarkan begitu saja seperti halnya binatang, tidak diberi pahala dan tidak diazab? Ataukah mereka mengira bahwa mereka itu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”
Tidak, sekali lagi tidak. Mereka diciptakan sebagai hamba Allah dan diberi kewajiban.
Baca Juga: Duhai enaknya, sate dan tongseng Mirah Pak Yono Sirahan Magelang
Siapa yang melaksanakan kewajiban, mereka diberi pahala, dan bagi yang menyia-nyiakan kewajiban, mereka akan diazab dan dikembalikan kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan segala per-buatan mereka di dunia, sesuai firman Allah: اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ اَنْ يُّتْرَكَ سُدًىۗ ٣٦ Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja? (Tanpa pertanggungjawaban?) (al-Qìyāmah/75: 36).