solo

Pasien DBD di RSUD Ir Soekarno Sukoharjo didominasi anak-anak

Minggu, 24 Maret 2024 | 12:55 WIB
DBD belum ada obatnya, lantas bagaimana mengatasinya. (pexel)

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo Tri Tuti Rahayu, mengatakan, kasus DBD mengalami lonjakan sejak awal Maret ini. Kasus paling banyak terjadi pada anak-anak.

DKK Sukoharjo atas lonjakan kasus DBD tersebut belum menetapkan status kejadian luar biasa (KLB). Kasus DBD sampai saat ini masih mampu tertangani dengan baik oleh petugas.

DKK Sukoharjo mencatat kasus DBD total saat ini sebanyak 102 kasus. Rinciannya, pada Minggu ini ada 21 kasus, Minggu sebelumnya 18 kasus dan Minggu sebelumnya lagi 63 kasus. Seluruh kasus DBD tersebut sudah ditangani oleh petugas.

Dilihat dari wilayah, jumlah kasus DBD paling tinggi terjadi di Kecamatan Weru 51 kasus, Kecamatan Tawangsari 18 kasus dan Kecamatan Nguter 7 kasus. Sedangkan kecamatan lainnya juga ada temuan kasus DBD dengan jumlah sedikit.

Baca Juga: Ini yang harus disiapkan penyandang diabetes saat mudik, jangan lupa bawa alat cek gula

"Kasus DBD terjadi hampir disemua daerah termasuk di Kabupaten Sukoharjo. Kami belum menetapkan status KLB. Semua kasu DBD bisa ditangani petugas," ujarnya.

Penanganan kasus DBD dilakukan di rumah sakit dan puskesmas. DKK Sukoharjo masih terus melakukan pemantauan kondisi perkembangan pasien. Hal ini dilakukan untuk memastikan sudah tertangani dengan baik dan bisa segera sembuh.

DKK Sukoharjo atas kejadian lonjakan kasus DBD juga melakukan upaya lain pencegahan di masyarakat. Salah satunya terkait dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serentak. Perlu kesadaran tinggi masyarakat melakukan PSN sebagai upaya membasmi jentik nyamuk.

DKK Sukoharjo menilai PSN merupakan langkah paling efektif mencegah terjadinya kasus DBD. Sebab pemberantasan dilakukan mulai dari jentik nyamuk. Hal ini penting sebagai upaya sebelum tumbuh menjadi nyamuk dewasa dan menyerang warga.

Baca Juga: Inilah manfaat telur sebagai sumber protein hewani dalam MPASI, ini kandungan gizinya

"Ada pengaruh cuaca dimana sering hujan dan muncul genangan air dan jentik nyamuk. Karena itu perlu digerakan lagi PSN secara serentak sampai ditingkat rumah tangga," lanjutnya.

Gerakan PSN bisa dilakukan baik perorangan maupun melalui lingkungan setempat. Cara tersebut dianggap lebih maksimal mematikan jentik nyamuk sebagai sumber penyebaran DBD.

"Di rumah dan lingkungan harus bersih semua. Jangan ada genangan air mengingat sekarang musim hujan. PSN harus dilakukan bersama," lanjutnya. (*)

Halaman:

Tags

Terkini