HARIAN MERAPI - Kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Gunungkidul selaman Januari hingga aeal Maret tahun ini cukup tinggi.
Bedasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul mencapai 229 orang terjangkit DBD. Dari jumlah tersebut dilaporkan sebanyak 2 orang dinyatakan meninggal dunia.
Plt Dinkes Gunungkidul, dr Dewi Irawaty MKes mengatakan, dua orang yang meninggal dunia akibat DBD tersebut masih berusia anak-anak." Keduanya berasal dari Kapanewon Semin dan Wonosari," katanya.
Berdasarkan data untuk wilayah yang memiliki kasus DBD hampir di seluruh kapanewon tetapi untuk kasus tertinggi terjadi di Kapanewon Wonosari dan Paliyan.
Banyak faktor yang menyebabkan kedua kapanewon tersebut terbanyak ditemukan kasus DBD. Di antaranya disebabkan karena kedua kapanewon tersebut termasuk daerah padat penduduk.
Dibanding dengan periode tahun yang lalu jumlah kasus tersebut termasuk meningkat. Tahun 2023 lalu terjadi sebanyak 260 kasus dengan 1 orang meninggal dunia.
Sedangkan, pada 2022 sebanyak 457 kasus sebanyak 3 orang meninggal dunia. Kemudian, pada 2021 sebanyak 189 kasus 1 orang meninggal dunia.
Berdasarkan data ini maka untuk tahun 2024 meningkatnya signifikan. "Baru berjalan dua bulan kasusnya sudah terjadi lebih dari dua ratus kasus," imbuhnya.
Untuk mengantisipasi memingkatnya jumlah kasus DBF pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar melakukan upaya pengendalian DBD.
Di antaranya melakukan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN dengan 4M plus, gerakan satu rumah satu jumantik dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
Baca Juga: Kapolres Salatiga ingatkan pedagang hati-hati dan waspadai uang palsu
Hal ini harus dilakukan agar kasus DBD tidak meningkat ekstrem. Pihaknya kini juga sudah meningkatkan pelayanan terutamanya melalui Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) DBD di setiap kapanewon dengan pelayanan medis yang selalu siaga.