Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo dengan selesainya pembangunan tersebut sudah melaporkan hasil proyek kepada Bupati Sukoharjo Etik Suryani. Tahap selanjutnya yakni tinggal menunggu peresmian saja.
Kedua embung yang sudah selesai dibangun setelah ini tinggal dilakukan pengisian air. Sumber air berasal dari aliran sungai disekitar embung. Selain itu juga mengandalkan air hujan. Tampungan air di embung Pandeyan Grogol dan embung Kedungwinong Nguter nantinya akan digunakan sebagai sumber pengairan pertanian.
Kedua embung yang dibangun nantinya menjadi andalan utama suplai air di lahan seluas 200 hektar. Embung di Desa Pandeyan Kecamatan Grogol berfungsi mengairi lahan pertanian di Desa Pandeyan Kecamatan Grogol dan Desa Sidorejo Kecamatan Bendosari seluas 100 hektar. Sedangkan embung di Desa Kedungwinong Kecamatan Nguter mengairi lahan pertanian seluas 100 hektar di Desa Kedungwinong Kecamatan Nguter, Desa Tanjung Kecamatan Nguter dan Desa Kepuh Kecamatan Nguter.
"Dua embung ini menjadi jaminan masa depan pertanian di Kabupaten Sukoharjo sebagai daerah lumbung pangan. Sektor pertanian menjadi terjamin dan petani bisa mendapatkan pemenuhan air untuk tanaman padi," lanjutnya.
Baca Juga: Bakpia Kukus Tugu Jogja Buka Toko Terbesar di Gondomanan, Usung Konsep Satu Tempat Banyak Rasa
Bagas Windaryatno, mengatakan, Pemkab Sukoharjo mengambil kebijakan sendiri langsung turun menyediakan anggaran proyek pembangunan embung di dua lokasi pada tahun 2023 ini. Kedua lokasi tersebut berada di Desa Pandeyan Kecamatan Grogol dan Desa Kedungwinong Kecamatan Nguter.
Pemkab Sukoharjo sangat serius membuat kedua embung dengan melakukan persiapan sejak awal. Salah satunya seperti tempat yang akan dipakai pembangunan. Persiapan penting lainnya menyangkut pemenuhan kebutuhan anggaran pembangunan.
Untuk pembangunan Embung Pandeyan Grogol dan Embung Kedungwinong Nguter telah disiapkan anggaran dari APBD Sukoharjo tahun 2023 total sebesar Rp 1 miliar. Artinya satu embung nantinya membutuhkan dana pembangunan sebesar Rp 500 juta.
"Pembangunan dua embung ini merupakan proyek sangat strategis dan mendapat perhatian besar dari Pemkab Sukoharjo untuk segera direalisasikan khususnya menyangkut pemenuhan kebutuhan air baik itu pertanian, perkebunan, perikanan, suplai air masyarakat bahkan membantu mengatasi banjir saat cuaca ekstrem apabila memang diperlukan," lanjutnya.
Bagas menjelaskan, Desa Pandeyan Kecamatan Grogol dan Desa Kedungwinong Kecamatan Nguter sengaja dipilih karena menjadi titik strategis untuk mendukung wilayah desa dan kecamatan sekitarnya setelah nantinya ada realisasi pembangunan embung. Sebab keberadaan embung tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi desa setempat saja, melainkan juga membantu desa dan kecamatan terdekat.
Disisi lain, Desa Pandeyan Kecamatan Grogol dan Desa Kedungwinong Kecamatan Nguter dipilih juga karena memenuhi persyaratan dalam pembangunan embung seperti ketersediaan lahan, sumber air dan lainnya. Air hasil tampungan embung di dua desa tersebut nantinya memiliki kapasitas besar untuk membantu khususnya dibidang pertanian.
"Kabupaten Sukoharjo sebagai daerah lumbung pangan dengan hasil panen padi melimpah dan surplus beras maka sudah selayaknya mampu mandiri dibidang air dengan memiliki embung sendiri," lanjutnya.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo mencatat di Kabupaten Sukoharjo sudah memiliki kemandirian air untuk mendukung sektor pertanian dan perikanan. Sebab di Kabupaten Sukoharjo sudah memiliki Dam Colo Nguter dan Waduk Mulur yang sudah lama diandalkan.
Baca Juga: Santri Ganjar Borong Dagangan UMKM di Kulon Progo, Ganjar-Mahfud Didoakan Menang