Hal senada diungkap Ir Niken, tanaman air seperti azzola bisa dijadikan pakan entog, sebab dari segi kandungan nutriennya, yakni mengandung protein 19-28 persen.
“Azzola merupakan tanaman jenis paku-pakuan, yang sangat produktif dengan produksi biomassa dapat mencapai dua kali lipat selama empat hingga enam hari,” jelasnya.
Ketika digunakan untuk pakan entog, ungkap Niken, sebaiknya azzola dicuci terlebih dahulu, kemudian ditiriskan dan dicampurkan dalam pakan konsentrat.
Sedangkan Ir Lukman menjelaskan, secara periodik kandang entog perlu disemprot dengan desinfektan ataupun detergen.
Selain itu juga diberi jamu-jamuan untuk mencegah penyakit cacing seperti lempuyang, temuireng maupun buah pinang.
Dalam pelatihan tersebut juga menghadirkan nara sumber peternak entog unggul, yaitu Febrianto.
Ia menegaskan, entog merupakan ternak yang sedang naik daun.
Alasannya, antara lain rutin digelar kontes entog dan daging entog banyak dipakai untuk menu masakan di lokasi kuliner seperti rica-rica, opor dan gule entog.
Baca Juga: Sheila on 7 Hipnotis Skena di Panggung Pestapora
“Saat ini, berbagai jenis entog unggul seperti entog Jali, Jumbo, Prambon dan Salju layak untuk dikembangkan. Mulai dari anakan hingga dewasa mudah dipasarkan,” tegasnya.
Harga anakan entog unggul yang baru menetas, sebut Febri, harganya dapat mencapai Rp 25.000 hingga Rp 50.000 per ekor.
Sehingga, budidaya entog termasuk peluang usaha yang menjanjikan.
Ketua Kelompok Ternak Entog Lorejo, Legiman mengatakan, pelatihan budidaya entog memberikan alternatif usaha petani.
Apalagi di kawasan pedesaan cukup mudah memperoleh tanaman gulma air hingga limbah sayur.