jawa-tengah

Desa terdampak kekeringan di Sukoharjo, debit air bersih Pamsimas tak mencukupi kebutuhan warga

Rabu, 20 September 2023 | 11:00 WIB
Pemkab Sukoharjo kirim bantuan air bersih untuk warga di wilayah kekeringan. (Foto: Wahyu Imam Ibadi)



HARIAN MERAPI - Sejumlah desa terdampak kekeringan akibat musim kemarau bersamaan dengan puncak fenomena alam El Nino sudah memiliki fasilitas program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) dari pemerintah pusat.

Selain itu beberapa desa juga telah memiliki sumur dalam bantuan dari Pemkab Sukoharjo. Namun demikian debit air dari Pamsimas tidak mampu mencukupi kebutuhan karena pengaruh panas ekstrem dan tidak adanya suplai air dari hujan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Rabu (20/9) mengatakan, keberadaan Pamsimas tersebut pada musim kemarau terlebih lagi dengan kondisi panas ekstrem dampak puncak fenomena alam El Nino tidak bisa diandalkan setiap hari. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan debit air secara drastis.

Baca Juga: Liga Champions, Manchester City tekuk Crvena Zvezda 3-1, ini hasil lengkapnya

"Pamsimas tidak bisa diandalkan setiap hari karena debit air turun drastis dan terbatas. Namun demikian Pamsimas masih bisa digunakan warga dalam waktu dua atau tidak hari sambil menunggu tampungan air penuh dulu. Penyebabnya ya karena panas ekstrem El Nino. Jadi kebutuhan dipenuhi dari pengiriman bantuan air bersih Pemkab Sukoharjo," ujarnya.

BPBD Sukoharjo bersama pihak terkait baik dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pemerintah desa dan kecamatan sudah melakukan pengecekan Pamsimas di desa terdampak kekeringan. Hasilnya secara fisik bangunan dan alat siap digunakan. Tapi masalah muncul karena debit air terbatas.

Debit air di Pamsimas menurun bersamaan dengan datangnya musim kemarau. Hal ini terjadi karena tidak ada suplai dari hujan. Warga di wilayah rawan kekeringan sangat mengandalkan Pamsimas untuk memenuhi kebutuhan hidup.

"Misal di Desa Kedungjambal Kecamatan Tawangsari ada tiga tandon air Pamsimas. Disana tidak bisa dipakai setiap hari dan menunggu dua atau tiga hari. Setelah terisi baru bisa digunakan. Fungsi alatnya masih normal tapi masalah karena terbatasnya air," lanjutnya.

Ariyanto menambahkan, kondisi Pamsimas di desa lainnya hampir sama. Tapi ada beberapa Pamsimas yang bisa langsung digunakan dalam rentang maksimal dua hari saja menunggu air tampungan di tandon penuh. Kondisi tersebut disebabkan menyesuaikan titik wilayah Pamsimas.

Baca Juga: Media digital idealnya mengedepankan kualitas konten, namun tetap berorientasi pada traffic

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sukoharjo Bowo Sutopo Dwi Atmojo, mengatakan, DPUPR Sukoharjo sudah mengecek kondisi Pamsimas disejumlah wilayah kekeringan. Hasilnya diketahui ada penurunan debit air secara drastis terdampak cuaca panas ekstrem pada musim kemarau sekarang. Suhu udara tinggi disebabkan karena pengaruh puncak fenomena alam El Nino.

Penurunan debit air secara drastis berpengaruh pada sulitnya pemenuhan kebutuhan hidup warga. Akibatnya warga meminta bantuan air bersih dari Pemkab Sukoharjo.

"Pamsimas ini program dari pusat dan kondisi di wilayah kekeringan memang ada penurunan debit air secara drastis akibat puncak panas ekstrem El Nino. Pamsimas masih bisa digunakan dalam dua atau tiga hari menunggu air di tampungan penuh. Jadi tidak setiap hari. Padahal warga buruh air setiap hari dan pemenuhan kebutuhan itu dipenuhi Pemkab Sukoharjo dengan mengirim air bersih," ujarnya.

Desa rawan kekeringan selain sudah memiliki Pamsimas juga disediakan sumur dalam. Khusus sumur dalam pengadaanya merupakan program dari Pemkab Sukoharjo.

Baca Juga: Mengaku Tidak Dekat dengan Konglomerat, Begini Penjelasan Anies Baswedan

Halaman:

Tags

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB