Peserta pelatihan kerja merupakan warga di tiga desa. Mayoritas merupakan perempuan dengan program pelatihan menjahit dan tata boga.
"Program ini kami jalankan untuk masyarakat sekaligus terobosan kami memberikan pelatihan kerja terjun ke desa," lanjutnya.
Sumarno menjelaskan, program jemput bola dijalankan sebagai bentuk terobosan. Sebab selama ini pelatihan kerja rutin dilaksanakan di Kantor Balai Latihan Kerja (BLK) Disperinaker Sukoharjo.
Baca Juga: Petung Jawa weton Kamis Wage 31 Agustus 2023, sa enggon-enggone tansah diupaya, becik pocapane
"Jadi kami semakin mendekatkan ke masyarakat dengan terjun langsung ke desa. Mungkin ada warga yang tadinya terkendala ikut pelatihan kerja di BLK Disperinaker Sukoharjo karena jarak jauh dan tidak punya kendaraan sendiri. Maka sekarang cukup datang di desa saja," lanjutnya.
Disperinaker Sukoharjo berharap setelah pelatihan kerja selesai para peserta bisa menerapkan ilmu yang dimiliki untuk bekerja. Sumarno mengatakan, peserta pelatihan bisa mengimplementasikannya dengan mencari kerja maupun membuka lapangan kerja sendiri.
"Kebutuhan industri sangat tinggi. Seperti menjahit ada satu pabrik butuh puluhan ribu pekerja dibidang menjahit. Pelatihan ini akan meluluskan warga yang punya keterampilan menjahit dan kami harap bisa terserap di industri tersebut," lanjutnya.
Sumarno mengatakan, industri sekarang membutuhkan pekerja menjahit yang sudah memenuhi kualifikasi salah satunya keterampilan menjahit dan mengoperasikan peralatan modern. Dalam pelatihan kerja ini,Disperinaker Sukoharjo memberikan semua dasar keterampilan tersebut. (*)