Tanaman cabai tersebut dijelaskan Etik Suryani sudah ditanam sejak Agustus tahun 2022 lalu dan sampai sekarang Februari tahun 2023 terus dikembangkan.
Selama enam bulan berjalan sudah panen sebanyak 30 kali.
"Hasil panen yang luas biasa dengan memanfaatkan lahan pekarangan. Hasil panen bisa untuk tambahan pendapatan anak muda sebagai petani milenial sekaligus menambah stok cabai dipasaran dan memenuhi kebutuhan masyarakat," lanjutnya.
Etik Suryani menegaskan, hasil panen cabai ini juga memiliki peran penting dalam membantu mengendalikan inflasi daerah.
Baca Juga: Kraton Ngayogyakarta laksanakan labuhan, berikut barang-barang milik Sultan yang dilabuh
Sebab cabai menjadi salah satu komoditas penting dan mempengaruhi kenaikan angka inflasi daerah.
"Di wilayah Kecamatan Polokarto ini sudah banyak. Tidak hanya di Desa Mranggen saja, ada di Desa Kemasan juga dan lainnya. Harapannya ini bisa jadi percontohan kecamatan lain di Kabupaten Sukoharjo," lanjutnya.
Pemkab Sukoharjo berharap peran aktif para camat, kepala desa dan lurah dalam membantu mengajak warga ikut menanam cabai di rumah. Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, cabai yang dipanen juga mampu menekan pengeluaran bahkan menambah pendapatan warga.
"Istilahnya warga kalau mau buat sambal tidak perlu mikir harga cabai mahal. Tinggal buka pintu di depan rumah sudah ada tanaman cabai tinggal panen sendiri," lanjutnya.
Baca Juga: Pernah Anda menonton Film Dalam Berpisah Kita Bersama, ternyata banyak ditonton di Bioskop Online
Khusus di Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Etik Suryani mengapresiasi langkah petani milenial yang menjadikan lahan pekarangan ditanami cabai sebagai tempat wisata petik cabai. Masyarakat bisa datang untuk memetik langsung cabai dari pohonnya dan ditimbang kemudian tinggal bayar di lokasi.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno mengatakan, sektor pertanian terus dikembangkan dengan melibatkan anak muda.
Program sudah berjalan sejak beberapa tahun lalu dan terus dikembangkan. Hasilnya banyak muncul petani milenial dengan gerakan menanam sejumlah tanaman pangan.
Tanaman pangan dipilih karena faktor kemudahan dan tingginya permintaan pasar. Hal ini berdampak pada besarnya pendapatan yang akan diperoleh.
Baca Juga: Gajah Sekar Koleksi Semarang Zoo Mati di Umur 67 Tahun, Ini Penyebabnya