Persaingan Semakin Ketat, Pengrajin Blangkon Dusun Beji Sleman Membutuhkan Hak Paten

photo author
- Selasa, 2 Desember 2025 | 08:30 WIB
Pengrajin blangkon di Dusun Beji, Kalurahan  Sidoarum, Godean, Sleman sedang menyelesaikan hasil karyanya untuk memenuhi pesanan dan siap dijual. (Foto: Awan Turseno)
Pengrajin blangkon di Dusun Beji, Kalurahan Sidoarum, Godean, Sleman sedang menyelesaikan hasil karyanya untuk memenuhi pesanan dan siap dijual. (Foto: Awan Turseno)

HARIAN MERAPI - Masyarakat luas tentu tidak asing dengan nama blangkon. Penutup kepala tradisional Jawa ini dibuat dari kain batik dan dikenakan oleh kaum pria.  Salah satu lokasi pengrajin blangkon di Kabupaten Sleman berada di Dusun Beji, Kalurahan Sidoarum, Kapanewon Godean, Sleman.

Ditempat tersebut, pengrajin memproduksi berbagai jenis blangkon gaya Ngayogyakarta, Surakarta, Banyumasan, dan Mataraman.

Meski dari waktu ke waktu pengrajin bangkon terus bertambah sementara peminat blangkon semakin menurun. Tetapi pengrajin blangkon di Dusun Beji, berupaya keras menjaga eksistensi warisan budaya ini. Sampai saat ini sebagian besar pengrajin juga berasal secara turun temurun.

Baca Juga: 474 Peserta Didik Sekolah Lansia Diwisuda, Pemkab Sleman Komitmen Perluas Jangkauan

Pengurus Kelompok Pengrajin Blangkon Rukun Agawe Sentosa Dusun Beji, Arif Suka Rahmawan mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah khususnya untuk mendapatkan hak paten atas motif dan ciri khas blangkon yang mereka produksi.

Menurutnya, selain menjaga kualitas, mereka sangat membutuhkan hak paten mengingat pengrajin blangkon di daerah lain juga cukup banyak.

"Sekarang sudah banyak pengrajin kan, bukan hanya di Sleman saja, tapi di beberapa daerah. Kami butuh hak paten agar tidak ditiru oleh perajin lain," kata Wawan, sapaan akrab Arif Suka Rahmawan di sentra Blangkon Beji, Sabtu (29/11/2025).

Baca Juga: Bansos Dihentikan Sementara, 7.001 Penerima Manfaat PKH di DIY Terindikasi Terlibat Judol

Wawan menceritakan bahwa kerajinan blangkon di Dusun Beji dimulai dari kakeknya, Somo Pawiro, yang sudah mulai membuat blangkon sejak jaman awal kemerdekaan. Melalui keahlian yang didapatkan dari leluhurnya dan diwariskan secara turun temurun.

Menurutnya, selain hak paten, adalah kurangnya media promosi, meski produk mereka sudah dipamerkan di galeri Dekranasda Sleman tetapi masih bersifat pribadi bukan kelompok.

"Kami kepengen punya showroom atau galeri bersama, agar hasil kerajinan dari pengrajin bisa dikumpulkan menjadi satu untuk dipromosikan," harapnya.

Baca Juga: 800 Kicau Mania Ramaikan Festival Kajari Sleman Cup 2025

Pengrajin blangkon senior, Khoirudin menuturkan, Dusun Beji pernah menjadi salah satu sentra kerajinan blangkon paling dikenal di Sleman. Pada era 1980-an, puluhan warga di kampung ini aktif memproduksi blangkon yang dipasarkan ke berbagai daerah.

“Di kampung ini dulu ada 14 pengrajin yang tergabung dalam paguyuban. Usaha blangkon sudah ada sejak awal jaman kemerdekaan. Yang memulai itu ayah saya, saya dulu usia 16 tahun sudah belajar membuat blangkon,” ujarnya.

Blangkon buatan Khoirudin telah lama menjadi langganan Keraton Yogyakarta, digunakan untuk berbagai keperluan upacara, baik oleh abdi dalem maupun kerabat keraton. Ia mengingat masa ketika pesanan bisa mencapai 500 blangkon dalam satu waktu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X