Panduan tersebut dirancang agar mudah diterapkan oleh guru PAUD di berbagai daerah tanpa mengubah esensi kegiatan belajar anak.
Sejak 2023, penerapan berpikir komputasional telah terbukti berhasil di dua daerah percontohan, Kabupaten Kudus dan Kabupaten Sumbawa Barat.
Di Kudus, lebih dari 700 guru dan kepala sekolah dari 211 satuan PAUD telah terlibat melalui program yang difasilitasi Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus dengan dukungan Bakti Pendidikan Djarum Foundation.
Sedang di Sumbawa Barat, sebanyak 135 guru dan kepala sekolah dari 29 satuan PAUD telah menjalankan pendekatan serupa bersama PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN).
Baca Juga: Sivitas akademika diminta laporkan kekerasan di kampus, Menteri PPPA: Kita tak boleh menutup mata
Bupati Kudus, Dr Ars Samani Intakoris ST MT menyambut baik terselenggaranya pelatihan ini di wilayahnya.
Ia menilai program ini menjadi bukti nyata kolaborasi lintas sektor dalam meningkatkan mutu pendidikan sejak usia dini.
"Semoga guru-guru dari Kudus dan Sumbawa Barat dapat saling berbagi praktik terbaik, sehingga semangat berpikir komputasional ini bisa meluas ke seluruh Indonesia," kata Samani.
Deputy Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Felicia Hanitio, menambahkan bahwa berpikir komputasional bukanlah kurikulum baru yang rumit, melainkan cara berpikir yang bisa ditumbuhkan melalui aktivitas sederhana.
Baca Juga: Dua anak terbawa arus Sungai Ciliman Banten, begini kondisi mereka
"Sesederhana bermain lompat karet atau mencuci tangan, yang penting adalah bagaimana guru menuntun anak untuk berpikir logis dan memecahkan masalah," jelasnya.
Menurut Felicia, pengalaman di Kudus dan Sumbawa Barat menunjukkan bahwa penerapan berpikir komputasional secara konsisten mampu meningkatkan kemampuan kognitif, sosial-emosional, dan fisik motorik anak.
Pendekatan ini juga membantu guru merancang kegiatan belajar yang lebih bermakna dan menyenangkan.
Baca Juga: Dua anak terbawa arus Sungai Ciliman Banten, begini kondisi mereka
Dari sektor industri, Vice President Social Impact PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Priyo Pramono, menilai berpikir komputasional adalah fondasi penting dalam membentuk generasi adaptif.