HARIAN MERAPI - Kabupaten Kudus Jawa Tengah, mencatatkan langkah besar dalam sejarah pendidikan Indonesia.
Di tengah geliat Revolusi Industri 5.0, Kudus justru mengambil ancang-ancang dari titik paling dasar, memperkenalkan koding dan kecerdasan artifisial (KKA) sejak pendidikan anak usia dini.
Langkah progresif ini mulai dirintis sejak 2023 melalui program penguatan berpikir komputasional, dan kini telah menjangkau ribuan anak dari satuan PAUD hingga SD/MI.
Baca Juga: Djarot: PDIP tidak akan pernah mati dan akan bangkit meski ditekan
Dengan melibatkan ratusan guru dan sekolah, Kudus bukan hanya mengikuti arus zaman, melainkan memelopori masa depan.
Program ini tidak hanya mengenalkan anak-anak pada teknologi, tetapi membekali mereka dengan cara berpikir logis, sistematis, dan kreatif.
Seperti yang diungkapkan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, pembelajaran KKA dirancang untuk membentuk kecakapan abad 21: berpikir analitis, kemampuan menyelesaikan masalah, hingga kesadaran etis dalam menggunakan teknologi.
Pendekatan ini sejalan dengan Asta Cita ke-4, visi pembangunan nasional yang menekankan pentingnya sumber daya manusia unggul berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Baca Juga: Dit Intelkam Polda DIY bekerjasama dengan ASCH Yogyakarta bagikan ratusan paket sembako
Perjalanan Kudus dimulai pada 2023 dengan pelatihan berpikir komputasional bagi kepala sekolah dan guru dari 36 Satuan PAUD sejenis (SPS), yang telah memberi manfaat langsung bagi lebih dari 10.300 anak.
Program ini diinisiasi oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation, dan diperluas pada 2024 lewat kolaborasi bersama Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Kudus.
Tak kurang dari 160 guru dari TK, Kelompok Bermain, SPS, hingga Taman Pengasuhan Anak (TPA) telah mengikuti pelatihan intensif.
Baca Juga: Beras Oplosan SPHP Bulog dan Premium Terjadi di Riau, Begini Reaksi Mentan Andi Amran
Tak hanya lokal, program ini juga berskala nasional.